Berita

Seminar bertajuk 'Perempuan dalam Ekonomi Kreatif.

Bisnis

Peran Perempuan Dominasi Kepemilikan Usaha Ekonomi Kreatif

SENIN, 29 OKTOBER 2018 | 20:00 WIB | LAPORAN:

Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bekraf dalam laporan 'Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif', mencatat perempuan secara konsisten menjadi pemain utama industri kreatif sejak 2011 hingga 2016.

Persentase perempuan di sektor ini sebesar 53,86 persen. Angka yang cukup mencolok bila dibandingkan dengan komposisi industri pada umumnya, di mana pekerja perempuan hanya sekitar 37,16 persen dan laki-laki sebesar 62,84 persen.

Pada 2016 perempuan yang bekerja di sektor ekonomi kreatif sebanyak 9,4 juta orang. Sensus Ekonomi 2016, juga menunjukkan perempuan Indonesia masih memimpin persentase kepemilikan usaha ekonomi kreatif. Pengusaha perempuan memiliki angka keterwakilan sebesar 54,96 persen, sementara laki-laki 45,04 persen.


Industri ekonomi kreatif juga membuka kesempatan bagi perempuan untuk memberdayakan diri, khususnya secara ekonomi. Salah satu contohnya adalah Head of Strategic Planning at FCB Jakarta Imperia Oktabrinda yang bergerak dibidang periklanan.

Imperia mengaris bawahi pentingnya industri periklanan di Indonesia, mempromosikan partisipasi perempuan dalam industri kreatif, serta tingkat signifikansi peran perempuan dalam industri periklanan untuk mengubah stereotype.

Hal tersebut dikarenakan industri periklanan kerap menggunakan perempuan sebagai objek dalam iklan, meskipun target marketnya laki-laki. Alasannya untuk menarik perhatian target pasar. Sebaliknya untuk produk dengan target market perempuan, perempuan tetap tampil dalam iklan, dan bukan laki-laki.  

"Kedepan diharapkan perempuan makin berperan dalam ekonomi kreatif yang kini menjadi salah satu poros utama dalam perekonomian Indonesia dan angkanya terus naik tiap tahun. Pada 2017 sumbangan ekonomi  kreatif  mencapai Rp 990 T meningkat hampir sekitar 96 triliun dibanding tahun sebelumnya. Serapan tenaga kerja ekonomi kreatif pada 2017 mencapai 17,4 persen, dan berkontribusi terhadap  ekspor 22,1 miliar dolar. Sektor ini menggerakkan lebih dari 19.245 pelaku usaha kreatif, yang tersebar di 68 daerah di Indonesia dan 18 kota di luar negeri," kata Imperia, dalam seminar bertajuk  'Perempuan dalam Ekonomi Kreatif', di Hotel Aryaduta, Jakarta, Senin (29/10).

Tak hanya itu ia juga berharap, 16 sub sektor ekonomi kreatif yang dibawahi Bekraf ini akan tumbuh 10 persen pada tahun-tahun berikutnya. Tahun ini ditargetkan sumbangan ekonomi kreatif menembus angka Rp 1.041 triliun dan mampu menyerap 18,2 persen tenaga kerja serta menyumbang nilai ekspor 23,7 miliar dolar.

"Pada 2019 sektor ini diharapkan berkontribusi hingga Rp 1.123 triliun dengan daya serap terhadap tenaga kerja 19 persen dan memiliki nilai ekspor lebih dari 25 miliar dolar," katanya.

Tak hanya Imperia, peran wanita dalam ekonomi kreatif juga kita bisa rasakan dengan adanya filmmaker perempuan seperti Sheila Timothy. Karyanya seperti Wiro Sableng, Banda, dan mengangkat tema ekonomi kreatif  kuliner berjudul Tabularasa sudah beredar dipasaran.

Sheila Timothy menuturkan, Industri film Indonesia dibandingkan dengan ekonomi kreatif lain mempunyai peran yang kecil. Namun, sejak dibuka DNI 2016 Industri Film makin giat.

"Sejak dibuka DNI 2016 makin giatnya industri film di Indonesia, makin banyak investasi, makin banyak film yang sukses secara intern film art kami banyak yang menang di kompetensi internasional. Jadi 10 tahun lalu perempuan yang mau masuk industri film discourage oleh orangtuanya, sekarang makin berkembang. Perluasan pasar tersebut membuat tenaga kerja makin banyak yang dibutuhkan," katanya.

Sementara itu, Wakil Ketua Badan Ekonomi Kreatif Ricky Pesik mengungkapkan kedepannya peran perempuan akan semakin dominan dalam pengembangan ekraf.

"Dalam beberapa lini, key playernya adalah perempuan. Ekraf ini adalah contoh bagaimana ekonomi dari perempuan makin dominan. Key pointnya bagaimana bisa established bahwa ini bukan sekadar ekstra domestik potensi dari tambahan pendapatan keluarga tapi jadi penggerak ekonomi keluarga dan masyarakat. Itu tantangannya. Yang utama sih, menurut saya peran perempuan makin besar," tuturnya. [rry]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya