Badan SAR Nasional (Basarnas) tidak menangkap sinyal dari Emergency Locater Tranmisi (ELT) pesawat Lion Air JT-610 yang jatuh di di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat pagi tadi.
Kepala Pusat Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas), Marsekal Muda TNI, M Syaugi mengaku pihaknya belum menangkap sinyal tersebut.
"Kami tidak menangkap alat ini (sinyal ELT)," katanya dalam konferensi pers di Kantor Pusat Basarnas, Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (29/10).
ELT merupakan salah satu bagian dari black box atau kotak hitam yang berfungsi memancarkan lokasi bangkai pesawat. Demi memastikan itu, kata Syaugi, pihaknya bahkan sudah menghubungi otoritas Australia. Namun, pihak Australia juga sama sekali tidak menangkap sinyal tersebut.
"Sudah cek ke Australia, tidak menangkap (juga)," imbuh Syaugi.
Meski demikian, diperkirakan lokasi bangkai pesawat tidak jauh dari lokasi ditemukannya puing-puing dan barang-barang. Makanya, dia mengharapkan dalam waktu dekat ini bangkai pesawat nahas dapat segera ditemukan.
"Tim sedang melihat situasi di situ," tukas Syaugi.
Sebelumnya, Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Soerjanto Tjahjono menduga ELT tak memancarkan sinyal karena tidak diaktifkan oleh pilot pesawat sesaat sebelum terjadinya kecelakaan.
"Nggak. Berarti nggak diaktifkan (pilot)," kata Soerjanto.
Dia menjelaskan, jika memang sebelumnya ELT diaktifkan oleh pilot, maka saat terjadi benturan di permukaan air laut, alat tersebut akan langsung mengirimkan sinyal alias transmit secara otomatis ke otoritas di darat. Begitu juga saat alat tersebut mulai diisi oleh air.
"Kalau tenggelam nggak bisa kirim sinyal. Kalau dia di atas permukaan mengapung atau masih di pesawat. Dia aktifnya bisa diaktifkan pilot atau terkena impact di atas 2 G otomatis dia transmit. Atau dia kecelup air kalau terisi air dia transmit juga," demikian Soerjanto.
[lov]