Berita

Fahri Hamzah/Net

Wawancara

WAWANCARA

Fahri Hamzah: Saya Menginginkan Kasus Dilanjutkan, Makanya Penyidik Berani Keluarkan SPDP

JUMAT, 26 OKTOBER 2018 | 10:35 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman baru-baru ini menjalani pemeriksaan di Polda Metro Jaya. Pemeriksaan tersebut dilakukan terkait dengan dugaan pencema­ran nama baik dan fitnah yang di­laporkan oleh Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah. Fahri tak terima dengan Sohibul yang menuduh dirinya sebagai pembohong dan pembangkang.

Usai pemeriksaan Sohibul menyatakan optimis kasus ini akan dihentikan. Pasalnya sang pelapor, Fahri Hamzah telah mencabut laporan itu pada Mei lalu. Lantas bagaimana tang­gapan Fahri atas keyakinan tersebut? Apakah dia tetap yakin kasus ini akan terus berjalan? Berikut penuturannya kepada Rakyat Merdeka.

Bagaimana tanggapan Anda soal keyakinan Sohibul Iman itu?
Selama Ramadhan lalu saya memang meminta agar kasus ini dihentikan, karena berkaitan dengan bulan puasa. Lalu kemu­dian setelah puasa saya di-BAP oleh penyidik, dan ketika di BAP dia mengajukan pertanyaan, bagaimana kasus ini? Apakah akan dihentikan atau dilanjut­kan? Saya bilang setelah selesai puasa, saya minta kasus ini dilanjutkan. Maka itulah yang membuat kasus ini berjalan lagi, dan saya yakin bahwa memang pristiwa pidananya ada dalam kasus ini.

Tapi menurut Sohibul ka­sus ini tidak bisa dilanjutkan karena laporannya sudah Anda cabut Mei lalu. Benar begitu?

Pertama-tama delik ini adalah delik aduan. Yang memutuskan untuk mengadu adalah saya, dan yang memutuskan untuk mencabut juga saya. Sehingga waktu di BAP kembali penyidik menanyakan, apakah akan saya cabut atau diteruskan? Saya bilang diteruskan, karena sudah selesai bulan puasa. Maka peny­idik mengatakan, kalau begitu kasusnya berlanjut sesuai den­gan laporan saya diawal.

Jadi tidak betul dong klaim Sohibul yang mengatakan Anda sudah mencabut lapo­ran?
Sekali lagi saya tegaskan, ka­sus ini merupakan delik aduan, dan saya sebagai yang mengadu, sebagai pihak yang melaporkan menginginkan untuk diteruskan, maka seluruh pasal dugaan pi­dannya, kontsruksi hukumnya itu berlaku kembali. Tidak ada yang berubah.

Di situlah yang menjadi dasar bagi penyidik waktu itu menaikan kasus ini ke tahap penyidikan, yang artinya dua alat buktinya telah ditemukan. Pemeriksaan kemarin sebetulnya adalah dalam rangka memas­tikan bahwa siapa pelakunya? Pelakunya tentu siapa yang saya laporkan. Jadi itu konstruksi hukumnya. Tidak bisa bergeser dari situ.

Kalau ternyata kasus ini dihentikan sesuai keyakinan kubu Sohibul bagaimana?
Karena saya sebagai pihak yang melaporkan menginginkan untuk diteruskan, maka selu­ruh pasal dugaan pidannya, kontsruksi hukumnya itu berlaku kembali. Disitulah yang men­jadi dasar bagi penyidik waktu itu menaikan kasus ini ke tahap penyidikan.

Artinya Anda justru yakin kasus ini bakal berlanjut ke pengadilan?
Oh iya dong. urat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikannya (SPDP) kan sudah keluar.

Sebenarnya pada Mei itu benar enggak sih Anda men­cabut laporan?
Waktu itu kan memasuki puasa, dan saya juga belum da­tang untuk di BAP ketika mem­buat laporan itu. Apa namanya karena itulah kemudian saya membatalkan laporan memasuki bulan puasa. Jadi itu sebetulnya niat baik saja, saya ingin bulan puasa itu tenang.

Lalu kenapa kemudian batal dicabut?

Saya menyangkan karena di bulan puasa ada banyak kawan yang kena pecat, ada kawan yang dihukum. Itu kayaknya makin ugal-ugalan. Dulu men­cabut, sekarang saya batalkan pencabutan laporan perkara ini kembali seperti semua.

Setelah pemeriksaan pen­gacara Sohibul Iman meyakini tidak ada fitnah dan pencema­ran nama baik dalam kasus ini. Bagaimana tanggapan Anda terhadap hal ini?
Ketika penyidik menaikan ka­sus ini ke tahap penyidikan, artinya itu dua alat bukti telah ditemukan. Makanya mereka kemudian berani mengeluarkan SPDP. ***

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

UPDATE

Hadiri Halal Bihalal Ansor, Kapolda Jateng Tegaskan Punya Darah NU

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:19

Bursa Bacalon Wali Kota Palembang Diramaikan Pengusaha Cantik

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:04

KPU Medan Tunda Penetapan Calon Terpilih Pileg 2024

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:50

Pensiunan PNS di Lubuklinggau Bingung Statusnya Berubah jadi Warga Negara Malaysia

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:35

Partai KIM di Kota Bogor Kembali Rapatkan Barisan Jelang Pilkada

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:17

PAN Jaring 17 Kandidat Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bengkulu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:58

Benny Raharjo Tegaskan Golkar Utamakan Kader untuk Pilkada Lamsel

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:41

Pria di Aceh Nekat Langsir 300 Kg Ganja Demi Upah Rp50 Ribu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:21

Alasan Gerindra Pagar Alam Tak Buka Pendaftaran Bacawako

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:57

KPU Tubaba Tegaskan Caleg Terpilih Tidak Dilantik Tanpa Serahkan LHKPN

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:26

Selengkapnya