Berita

Sohibul Iman/Net

Wawancara

WAWANCARA

Sohibul Iman: Super-super Aneh, Pak Fahri Sudah Cabut Laporan, Kok Perkaranya Masih Dilanjutkan

RABU, 24 OKTOBER 2018 | 10:25 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Mantan Rektor Universitas Paramadina ini kemarin me­menuhi panggilan kepolisian, terkait kasus dugaan fitnah dan pencemaran nama baik yang dilaporkan Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah. Kasus ini meru­pakan buntut dari pemecatan Fahri dari PKS.

Sebelumnya, Fahri telah me­menangkan gugatan terkait kepu­tusan pemecatannya. Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada Februari 2016 memutuskan, pe­mecatan Fahri dianggap tidak sah oleh majelis hakim. Tak terima putusan itu, DPP PKS menga­jukan banding. Di Pengadilan Tinggi DKI Jakarta, DPP PKS kembali keok. Pengadilan mem­inta nama Fahri dipulihkan.

Tak berhenti sampai di situ, ketegangan Fahri versus Sohibul makin melebar. Fahri pada Maret lalu melaporkan Sohibul atas tuduhan dugaan penyebaran fit­nah, permufakatan jahat, hingga pemalsuan dokumen terkait pemecatannya. Tak dinyana laporan Fahri itu ditindaklanjuti oleh kepolisian. Nah, kemarin Sohibul memenuhi panggilan pemeriksaan. Berikut penjelasan Sohibul seusai digarap kepoli­sian.


Berapa pertanyaan yang ditanyakan penyidik kepada Anda?
Saya ditanyakan 11 pertanyaan terkait dengan kasus. Semuanya sudah saya jawab sesuai dengan fakta sebenarnya. Saya percaya kepolisian bekerja secara profe­sional. Karena itu saya sangat optimistis terkait kasus ini lan­taran kasus ini adalah delik ad­uan yang dilakukan pelapor pada 14 Mei sudah mencabut laporan­nya. Sebagaimana yang saya ketahui melalui buku hukum dan banyak yurisprudensinya bahwa delik aduan yang sudah dicabut itu tidak bisa dilanjutkan. Hal ini pun saya sampaikan kepada pe­nyidik dan insya Allah penyidik akan mempertimbangkannya.

Apakah kasus ini sudah naik ke penyidikan?
Silakan tanya kepada pen­gacara.

Persoalannya pencabutan kasus itu dilakukan setelah kasus ini naik ke tahap peny­idikan. Bagaimana itu?
Jadi begini waktu itu kan prosesnya penyelidikan. Ketika itu 2 bulan 7 hari pelapor dalam hal ini mencabut laporannya. Maka dikatakan konsepsi hu­kum pidana dalam delik aduan sebelum tiga bulan dibolehkan untuk dicabut dan kasus dihen­tikan. Sebenarnya kami juga menyampaikan nota protes set­elah adanya penetapan sprindik. Tadi dalam berita acara juga sudah kami sampaikan. Mudah-mudahan dalam waktu dekat akan ada gelar perkara untuk memposisikan ini sebagaimana mestinya. Yaitu delik aduan yang dicabut maka kasus dihen­tikan dan tidak bisa dilanjutkan walaupun sudah naik ke tahap penyidikan. Nanti gunanya gelar perkara akan dilihat.

Saya yakin surat yang kami layangkan pada 26 Juli yang lalu itu akan menjadi bahan dalam gelar perkara. Tentunya konsep profesionalisme tidak mung­kinlah kepolisian mengabaikan hukum acara yang ada. Tidak mungkin asas-asas yang men­dasar ada dalam delik aduan. Pasti hal ini membuat praktisi hukum paham konsekuensi dari delik aduan yang sudah dicabut. Kecuali delik biasa. Delik biasa tidak bisa dicabut meskipun pelapor mencabutnya dan ber­damai. Hal tersebut sebenarnya kasusnya harus tetep maju.

Saat diperiksa apakah Anda sudah menyampaikan kebera­tan ke penyidik?
Pada berita acara pemeriksaan sudah kami sampaikan dalam keterangan terakhir, bahwa kasus ini sesuai dengan pernyataan Pak Fahri dan lawyernya. Apalagi pernyataan biro humas yang mengatakan kasus dihentikan. Pun konfirmasi dari salah se­orang penyidik ke saya selaku ketua tim lawyer Pak Sohibul bahwa kasus sudah dicabut.

Anda merasa aneh perkara sudah dicabut tapi masih di­lanjutkan?
Super super aneh. Tapi kami sangat yakin polisi tentu melihat ini secara seksama. Tidak mung­kin nanti rambu-rambu dasar da­lam hukum pidana diabaikan dan dilanggar. Buat kami ini bagian dari proses saja karena mereka akan butuh keterangan. Adapun setelah keterangan cukup mudah-mudahan dalam waktu dekat ada gelar perkara, dan dalam gelar itu kasus ini dihentikan.

Soal lain. PKS sebagai bagian partai pendukung duet capres-cawapres Prabowo-Sandiaga, apakah mendapat­kan instruksi khusus terkait daerah pemenangan yang akan digarap?
Hal tersebut sudah saya sam­paikan beberapa hari lalu di Tangerang Selatan saat saya bersama Pak Sandi di delapan titik kampanye. ***

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya