Perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI) menjadi pembahasan penting dalam pertemuan Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel Bin Ahmed Al-Jubeir dan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi.
Menlu Retno mengatakan pembahasan PWNI telah dibahas oleh Presiden Joko Widodo di Istana Bogor kemarin, Senin (22/10). Kendati demikian, Retno kembali mengingatkan Menlu Al-Jubeir mengenai perlindungan WNI, sebab diketahui jumalah WNI yang bekerja di Arab tidak sedikit.
"Isu ini saya sampaikan mengingat besarnya jumlah WNI yang tinggal dan bekerja di Arab Saudi, lebih dari 600 ribu yang terdaftar," ujar Menlu Retno di Ruang Pancasila, Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Selasa (23/10).
Retno menambahkan wanti-wanti pemerintah ditanggapi serius Arab Saudi yang diwakili Menlu Al-Jubeir dan delegasi. Sejak bertemu Jokowi, mereka, kata Retno, telah berjanji untuk meningkatkan perlindungan WNI.
Retno menjelaskan harapan peningkatan perlindungan WNI tersebut tidak hanya soal keamanan dan jaminan keselamatan, namun juga aturan jam kerja, upah minimum dan penghormatan terhadap hak-hak pekerja.
Selain itu Retno juga meminta pemerintah Arab Saudi untuk kembali memperhatikan persoalan yang masih tertunda, diantara terkait nasib korban jatuhnya crane yang terjadi pada 2015 lalu, dan juga terkait Saudi Bin Ladin Grup.
Terakhir, Retno juga memaparkan pentingnya kerjasama notifikasi kekonsuleran.
Menuritnya kerjasama notifikasi ke konsuleran ini sangat lumrah dilakukan karena sesuai dengan Konvensi Wina mengenai hubungan Konsuler.
"Dengan notifikasi ke konsuleran ini Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI), Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) dapat lebih optimal dalam memberikan perlindungan kepada WNI di Arab Saudi," tutup Retno.
[nes]
