Berita

Bisnis

IHPS I 2018, BPK Ungkap 9.808 Temuan

SELASA, 23 OKTOBER 2018 | 13:30 WIB | LAPORAN: ADITYO NUGROHO

. Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester (IHPS) I Tahun 2018 Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Republik Indonesia mengungkap 9.808 temuan yang memuat 15.773 permasalahan.

IHPS ini merupakan ringkasan dari 700 Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) yang terdiri atas 652 LHP keuangan (93%), 12 LHP kinerja (2%) dan 36 LHP dengan tujuan tertentu (DTT) (5%).

Seperti dilansir website resmi BPK RI, dalam ringkasan eksekutif IHPS I tahun 2018 , belasan ribu permasalahan itu, meliputi 7.539 (48%) permasalahan kelemahan sistem pengendalian internal, 8.030 (51%) permasalahan ketidakpatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan senilai Rp10,06 triliun dan 204 (1%) permasalahan ketidakhematan, ketidakefisienan dan ketidakefektifan senilai Rp1,49 triliun.


Lebih jauh, BPK menyebutkan, dari hasil pemeriksaan atas 652 LHP keuangan, 79% atau 512 diantaranya, mendapat opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Adapun terhadap 12 LHP Kinerja, 42% atau 5 LHP memuat kesimpulan belum sepenuhnya efektf. Sedangkan hasil pemeriksaan 36 LHP DTT,  67% atau 24 LHP memuat kesimpulan kegiatan belum sepenuhnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Diterangkan BPK lebih rinci, dari 8.030 permasalahan ketidakpatuhan, 3.557 diantaranya mengakibatkan kerugian senilai Rp2,34 triliun. Sedangkan 513 permasalahan menimbulkan potensi kerugian negara sebesar Rp1,03 triliun. Sedangkan 1.102 permasalahan menyebabkan kekurangan penerimaan negara sebesar Rp6,69 triliun.

Selain itu, terdapat 2.858 permasalahan ketidakpatuhan yang mengakibatkan penyimpangan administrasi.

BPK juga menambahkan, terkait ketidakpatuhan tersebut, pada saat pemeriksaan, entitas yang diperiksa telah menyerahkan aset atau menyetor ke kas negara/daerah/perusahaan senilai Rp676,15 miliar.

Sementara, dari 204 permasalahan ketidakhematan, ketidakefisienan, dan ketidakefektifan, terdapat 29 (14%) permasalahan ketidakhematan senilai Rp1,20 triliun, 5 (3%) permasalahan, ketidakefisienan senilai Rp237,26 miliar, dan 170 (83%) permasalahan ketidakefektifan senilai Rp48,18 miliar.[dem]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya