Berita

Joko Widodo/RMOLJateng

Politik

Di Jateng Jokowi Ingatkan Relawan Soal Isu Yang Bakal Berhembus

MINGGU, 21 OKTOBER 2018 | 04:07 WIB | LAPORAN:

Capres nomor urut 01 Joko Widodo terjun langsung memberi pengarahan kepada Tim Kampanye Nasional Koalisi Indonesia Kerja (TKN KIK) wilayah Jawa Tengah.

Pengarahan itu dilakukan saat acara deklarasi TKN KIK Jateng di Panti Marhen, Kota Semarang, Jateng Sabtu (20/10).

Menurut Jokowi TKN KIK Jateng harus bisa menjawab isu PKI yang pernah dihembuskan pada Pilpres 2014 lalu.


Selain itu Jokowi juga mengingatkan lagi soal isu yang dihembuskan musuh politik untuk menyerang dirinya. yakni tudingan sebagai antek asing.

Salah satu cara dalam melawan isu antek asing yakni menjelaskan kinerja pemerintah dalam mengambil blok Mahakam yang sebelumnya di kelola Prancis dan Jepang, Chevron.

"Dulu dipegang Amerika, PT Freeport 40 tahun dapat 40 persen diem saja, sekarang sudah 51 persen. Selama 3,5 tahun urusanya baru rampung kita bicara dengan mereka," ungkap Jokowi saat berpidato di acara deklarasi TKN KIK seperti diberitakan Kantor Berita RMOLJateng.

Lebih lanjut, Jokowi juga menjelaskan untuk mendapatkan saham mayoritas tambang emas di Papua, PT.Freeport dirinya banyak sekali mendapatkan tekanan.

"Dipikir-dipikir enggak ada tekanan apa? Saya mau mayoritas sejak 2014 akhir, tapi negosiasi alot sekali, saya mau mayoritas dan 51 persen. Nyatanya dapat, antek asing yang mana?" ujar Jokowi.

Tak ketinggalan isu tentang Tenaga Kerja Asing (TKA) yang selama ini diolah lawan politik harus diantisipasi juga.

Dirinya mengaku sama sekali tidak pernah menandatangani masuknya 10 juta tenaga kerja dari Tiongkok. Jokowi menjelaskan dirinya hanya mengatakan ada 10 juta wisatawan dari Tiongkok yang masuk ke Indonesia.   

"Saya tandatangani itu jumlah wisatawan yang datang dari Tiongkok, bukan TKA-nya. Coba kita bandingkan TKA di Indonesia satu persen saja tidak ada. Saya makanya kalau pidato harus sering bilang begini," bebernya.

Terakhir Jokowi mengingatkan soal, isu yang baru-baru ini merebak, yaitu adanya upaya pemerintah melakukan kriminalisasi terhadap ulama. Padahal, terjeratnya hukum beberapa ulama diakibatkan karena adanya pelaporan dan sudah sesuai proses hukumnya.

"Kriminalisasi ulama, yang dikriminalisasi siapa? Tapi kalau memang ada ulama dilaporkan itu udah masuk wilayah hukum," pungkas Jokowi. [nes]




Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Program Belanja Dikebut, Pemerintah Kejar Transaksi Rp110 Triliun

Sabtu, 27 Desember 2025 | 08:07

OJK Ingatkan Risiko Tinggi di Asuransi Kredit

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:48

Australia Dukung Serangan Udara AS terhadap ISIS di Nigeria

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:32

Libur Natal Pangkas Hari Perdagangan, Nilai Transaksi BEI Turun Tajam

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:17

Israel Pecat Tentara Cadangan yang Tabrak Warga Palestina saat Shalat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:03

Barzakh itu Indah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:38

Wagub Babel Hellyana seperti Sendirian

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:21

Banjir Cirebon Cermin Politik Infrastruktur Nasional Rapuh

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:13

Jokowi sedang Balas Dendam terhadap Roy Suryo Cs

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:06

Komdigi Ajak Warga Perkuat Literasi Data Pribadi

Sabtu, 27 Desember 2025 | 05:47

Selengkapnya