Berita

Foto/Net

Bisnis

BPJS Kesehatan Disentil Jokowi

Sering Minta Dana Talangan
KAMIS, 18 OKTOBER 2018 | 09:46 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Presiden Jokowi geram den­gan kinerja BPJS Kesehatan yang selalu defisit. Dia meminta, badan yang dikomandoi Fahmi Idris itu pada tahun depan bisa menyelesaikan masalah defisit sendiri.

Dia mewanti-wanti Menteri Kesehatan (MEenkes) Nila Moeloek dan Direktur Utama BPJS Fahmi Idris agar tahun depan masalah defisit ini bisa selesai tanpa perlu minta solusi darinya. Alasannya, persoalan defisit ini sudah berlangsung se­jak 3 tahun lalu dan seharusnya sudah ada solusi.

"Masak setiap tahun harus dicarikan solusi. Mestinya sudah rampung di Menkes, di Dirut BPJS. Urusan pembayaran utang rumah sakit sampai ke Presiden. Ini kebangetan sebetulnya. Ka­lau tahun depan masih diulang, kebangetan," sentil Jokowi di Jakarta, kemarin.


Jokowi mengungkapkan, kekesalannya kepada BPJS Kesehatan setelah memutuskan untuk memberi talangan sebesar Rp 4,9 triliun itu. Ehh, pihak BPJS malah menganggap angka itu masih kurang. Seharus­nya mereka yang memperbaiki manajemen, ketimbang terus meminta bantuan pemerintah.

"Pak masih kurang. Kebutu­hannya bukan Rp 4,9 triliun. Lah kok enak banget ini, kalo kurang minta, kalau kurang minta. Mestinya ada manajemen sistem yang jelas sehingga rumah sakit kepastian pembayaran ini jelas," ungkapnya.

Di dalam hatinya, menurut Jokowi, seringkali memarahi Dirut BPJS Fahmi Idris tapi tidak diungkapkan. "Saya ser­ing marahi Pak Dirut BPJS tapi di dalam hati saya, nggak bisa keluarkan. Tapi sekali lagi kalau membangun sistemnya benar, ini gampang," tegas Presiden.

Dia juga meminta kepada rumah sakit dengan kemam­puan yang ada saat ini, untuk terus berlaku efektif dan efisien agar masyarakat mendapatkan layanan kesehatan secara me­nyeluruh dengan kualitas yang semakin baik.

Ketua Umum Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) Kuntjoro Adi Purjanto mengatakan, industri rumah sakit memiliki persoalan besar yang harus segera diselesaikan, yakni piutang kepada BPJS Kesehatan.

"Rumah sakit tidak boleh sakit seperti industri penerbangan. Di samping pilotnya harus kom­peten dan profesional, avturnya tidak boleh macet," katanya.

Sebelumnya, pemerintah me­mutuskan mengucurkan talangan Rp 4,9 triliun untuk menutup defisit BPJS Kesehatan. Dana berasal dari pajak rokok. Dana ta­langan ini berdasarkan tunggakan BPJS Kesehatan kepada rumah sakit hingga Juli 2018. ***

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya