Berita

Suhadi/Net

Wawancara

WAWANCARA

Suhadi: Semangat Pak Artidjo Tetap Tertinggal di MA, Pulang Subuh Pun Saya Siap

JUMAT, 12 OKTOBER 2018 | 08:32 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Mahkamah Agung (MA) baru saja melantik Suhadi seba­gai Ketua Kamar Pidana. Suhadi dilantik menggantikan Artidjo Alkostar yang telah pensiun pada 22 Mei lalu. Artidjo dike­nal sebagai hakim yang kerap memvonis berat para terpidana kasus korupsi.

Lantas apakah sang peng­ganti Artidjo akan melanjutkan sikap Artidjo lewat putusan-putusannya atau bahkan se­baliknya? Atau justru akan melunak? Berikut penuturan Suhadi.

Apa concern Anda setelah mendapat jabatan baru se­bagai Ketua Kamar Pidana MA?
Meningkatkan sistem kamar. Hal ini bertujuan supaya ada kesatuan tentang pelaksanaan hukum. Menghindari disparitas antara satu dengan yang lain. Mempercepat proses pemerik­saan perkara dan meningkatkan kualitas putusan hakim.

Apakah Anda akan menargetkan percepatan putusan perkara?
Ya targetnya kan kerja kel­ompok dan kerja sama dengan hakim-hakim agung pidana yang lain. Dengan demikian harus ada sinergi demi meningkatkan efektivitas, kualitas, dari hasil kerja bidang pidana.

Masih ada saja ketidak­konsistenan terkait putusan pidana. Apa ada upaya dari kamar pidana untuk buat aturan?
Kami ini setiap tahun ada ra­pat pleno kamar dan antarkamar. Pada kondisi tersebut kemudian disatukan pendapat para hakim di kamar masing-masing.

Seperti menangani suatu perkara jika itu pidana supaya tidak menimbulkan disparitas.

Apa visi-misi Anda dengan jabatan yang baru?
Visi misi MA sudah jelas untuk mencapai peradilan yang agung. Semua diupayakan su­paya dalam melaksanakan tugas sesuai peraturan yang berlaku. Jadi berlaku sebagaimana stan­dar operasional prosedur yang dibuat pimpinan. Setiap tahun itu MA mengadakan rapat pleno. Nanti akhir tahun juga akan melaksanakan di setiap bidang. Lalu nantinya semua permasala­han akan dibahas dalam rapat pleno.

Apakah Anda akan mengi­kuti jejak Artidjo Alkostar?
Saya akan melaksanakan tu­gas sesuai peraturan dan keten­tuan yang berlaku.

Anda siap pulang malam sebagaimana yang dilakukan Artidjo Alkostar?
Subuh pun saya siap.

Apakah Anda akan mengam­bil sikap tegas pada kasus korupsi?
Kami dalam melaksanakan tugas tidak sendiri. Sebab ada yang namanya majelis. Jadi Pak Artidjo pergi masih ada majelis yang lain. Artinya semangat itu akan tertinggal di MA.

Tapi korupsi tetap dihukum seberat-beratnya kan?
Ya jelas. Korupsi itu menyang­kut anggaran belanja negara, pa­jak, dan uang rakyat. Oleh sebab itu harus dapat perhatian lebih daripada yang lain dalam proses pemeriksaan perkaranya.

Jadi perkara korupsi akan mendapatkan hukuman yang lebih berat dibanding perkara lain?
Tentu. Keadilan terhitung pada berat atau ringannya akan sesuai pertimbangan majelis hakim. Tahun 2012 tunggakan kita itu 10 ribu. Kemudian di­ubah sistemnya tinggal 2 ribu. Diupayakan tahun ini tinggal seribu. Jadi semua harus kerja keras.

Putusan yang kontroversi apakah akan ada eksaminasi putusan?
Itu hak setiap orang. Tapi kekhususannya di MA meng­hargai putusan satu dengan yang lain.

Kasus yang sudah melam­paui batas bagaimana itu?
Kami akan berusaha terapkan itu. Jadi 3 bulan putus dan 250 hari sudah kembali ke pengadi­lan pengaju. Ini menjadi harapan kita bersama. Karena perkara setiap tahunnya itu meningkat. Sedangkan penambahan hakim agung tidak signifikan. Jadi hal tersebut menuntut kerja keras untuk bisa menerapkan keten­tuan tersebut. ***

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Eko Darmanto Bakal Didakwa Terima Gratifikasi dan TPPU Rp37,7 M

Senin, 06 Mei 2024 | 16:06

Fahri Hamzah: Akademisi Mau Terjun Politik Harus Ganti Baju Dulu

Senin, 06 Mei 2024 | 15:56

Pileg di Intan Jaya Molor Karena Ulah OPM

Senin, 06 Mei 2024 | 15:56

Gaduh Investasi Bodong, Pengamat: Jangan Cuma Nasabah, Bank Juga Perlu Perlindungan

Senin, 06 Mei 2024 | 15:46

Tertinggi dalam Lima Tahun, Ekonomi RI di Kuartal I 2024 Tumbuh 5,11 Persen

Senin, 06 Mei 2024 | 15:46

Parnas Tak Punya Keberanian Usung Kader Internal jadi Cagub/Cawagub Aceh

Senin, 06 Mei 2024 | 15:45

PDIP Buka Pendaftaran Cagub-Cawagub Jakarta 8 Mei 2024

Senin, 06 Mei 2024 | 15:35

Dirut Pertamina: Kita Harus Gerak Bersama

Senin, 06 Mei 2024 | 15:35

Banyak Pelanggan Masih Pakai Ponsel Jadul, Telstra Tunda Penutupan Jaringan 3G di Australia

Senin, 06 Mei 2024 | 15:31

Maju sebagai Cagub Jateng, Sudaryono Dapat Perintah Khusus Prabowo

Senin, 06 Mei 2024 | 15:24

Selengkapnya