Berita

Prabowo Subianto/Net

Politik

Sempat Percaya Neolib, Prabowo Akhirnya Sadar Sistem Itu Jahat

KAMIS, 11 OKTOBER 2018 | 19:11 WIB | LAPORAN:

Sikap elite bangsa ini yang masih menggunakan paham neoliberalisme dalam menjalankan ekonomi disesalkan. Pasalnya, sudah banyak ekonom dan tokoh negara-negara liberal yang mengakui bahwa paham tersebut tidak bagus.

Begitu kata calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto saat memberi sambutan di acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Dewan Pimpinan Pusat Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII), Pondok Pesantren Minhajurasidin Lubang Buaya Pondok Gede, Kamis (11/10).

Prabowo mengakui bahwa dirinya dulu merupakan bagian dari kalangan elite yang sempat percaya bahwa neoliberalisme akan mampu membawa Indonesia ke arah yang lebih baik. Namun belakangan dia sadar mimpi itu tidak akan pernah terwujud.


"Kalau saya sebut elite, saya tidak sebut partai mana, kelompok mana, saya dulu di orde baru, saya dulu percaya neoliberal. Biar saya yang kaya dulu, nanti menetes ke bawah. Ternyata yang kaya makin kaya, enggak trickle-trickle,” sesalnya.

Bukan hanya dirinya yang sadar akan hal itu, katanya Amerika Serikat, yang selama ini dikenal sebagai negara neoliberal juga sadar bahwa paham itu jahat.

"(Buktinya) Amerika Serikat merasa kalah bersaing dengan Tiongkok, mereka menyatakan perang dagang, tidak ada free trade (perdagangan bebas)," jelasnya.

Ditegaskannya jika Indonesia ingin menjadi bangsa yang besar, maka ekonomi Indonesia haruslah dijalankan sesuai dengan amanah Pasal 33 UUD 45. Sebab, sebuah bangsa akan menjadi besar jika mereka mempertahankan kepentingan nasional masing-masing.

Makanya, ketua umum Partai Gerindra ini heran dengan sikap elite bangsa ini yang masih saja percaya dengan paham neoliberalisme tersebut.

"Mengapa pemimpin Indonesia tak ada yang berani mengatakan yang penting adalah pekerjaan bagi rakyat Indonesia," tekannya.

"Kenapa, kok bangsa ini tidak berani mengatakan, bagi bangsa Indonesia, Indonesia first, make Indonesia great again,” pungkasnya. [ian]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Sisingamangaraja XII dan Cut Nya Dien Menangis Akibat Kerakusan dan Korupsi

Senin, 29 Desember 2025 | 00:13

Firman Tendry: Bongkar Rahasia OTT KPK di Pemkab Bekasi!

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:40

Aklamasi, Nasarudin Nakhoda Baru KAUMY

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:23

Bayang-bayang Resesi Global Menghantui Tahun 2026

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:05

Ridwan Kamil dan Gibran, Dua Orang Bermasalah yang Didukung Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:00

Prabowo Harus jadi Antitesa Jokowi jika Mau Dipercaya Rakyat

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:44

Nasarudin Terpilih Aklamasi sebagai Ketum KAUMY Periode 2025-2029

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:15

Pemberantasan Korupsi Cuma Simbolik Berbasis Politik Kekuasaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 21:40

Proyeksi 2026: Rupiah Tertekan, Konsumsi Masyarakat Melemah

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:45

Pertumbuhan Kredit Bank Mandiri Akhir Tahun Menguat, DPK Meningkat

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:28

Selengkapnya