Berita

Politik

Demokrat: Harga BBM Naik Karena Pemerintah Gagal Urus Rupiah

KAMIS, 11 OKTOBER 2018 | 09:21 WIB | LAPORAN:

. Kenaikan beberapa jenis bahan bakar minyak (BBM) non subsidi seperti Pertamax, Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex dinilai sebagai imbas dari kegagalan pemerintah dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing.

Anggota Komisi VII DPR RI, Sayed Abubakar Assegaf mengatakan, meski yang dinaikkan adalah jenis BBM non subsidi, tetap saja keputusan ini akan membebani masyarakat luas.

"Terlebih lagi dengan adanya kebijakan mengurangi pasokan BBM jenis Premium beberapa waktu lalu sudah banyak masyarakat yang beralih menggunakan Pertamax," sebut Sayed dalam keterangan yang diterima Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (11/10).


Sejak pukul 11.00 WIB kemarin, harga Pertamax naik menjadi Rp.10.400, Pertamax Turbo Rp. 12.250, Dexlite Rp. 10.500, Pertamina Dex Rp. 11.850. Menurut Sayed, kenaikan harga BBM tersebut diakibatkan kekeliruan pemerintah mengelola perekonomian.

Antara lain kurs rupiah yang terus melemah terhadap dolar AS yang mencapai sekitar Rp 15.200 per dolar AS. Pada saat yang sama juga terjadi kenaikan harga minyak dunia yang menyentuh sekitar 80 dolar AS per barel.

"Volume impor Indonesia  mencapai minyak mentah sebesar 360 ribu bopd dan 370 ribu bopd BBM. Atau sekitar separuh lebih produksi dalam negeri. Ini jelas membutuhkan dolar AS atau devisa yang tidak sedikit," jelas politisi Partai Demokrat ini.

Sayangnya, imbuh Sayed, ketergantungan terhadap BBM itu tidak segera diimbangi dengan program diversifikasi energi. Akibatnya saat harga minyak kembali naik dan kurs rupiah melemah maka kenaikan harga BBM tidak terlakkan.

"Meski sampai kini harga BBM bersubsidi seperti Premium belum dinaikkan namun sebenarnya harga riilnya di atas harga jual. Konsekuensinya Pertamina akan menanggung kerugian tersebut," pungkasnya. [rus]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Pakar Tawarkan Framework Komunikasi Pemerintah soal Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:32

Gotong Royong Perbaiki Jembatan

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:12

UU Perampasan Aset jadi Formula Penghitungan Kerugian Ekologis

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:58

Peresmian KRI Prabu Siliwangi-321 Wujudkan Modernisasi Alutsista

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:39

IPB University Gandeng Musim Mas Lakukan Perbaikan Infrastruktur

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:14

Merger Energi Fusi Perusahaan Donald Trump Libatkan Investor NIHI Rote

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:52

Sidang Parlemen Turki Ricuh saat Bahas Anggaran Negara

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:30

Tunjuk Uang Sitaan

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:14

Ini Pesan SBY Buat Pemerintah soal Rehabilitasi Daerah Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:55

Meneguhkan Kembali Jati Diri Prajurit Penjaga Ibukota

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:30

Selengkapnya