Penguatan dolar AS terhadap nilai tukar rupiah diyakini tidak mempengaruhi perekonomian Indonesia.
Ketua Pengurus Tarbiah Islamiyah, Yusherman berpendapat, kurs rupiah terhadap dolar tidak bisa dijadikan tolak ukur kuat lemahnya perekonomian. Buktinya, kata dia, Indonesia telah berhasil survive di saat tingginya siklitas perekonomian global yang ditunjukkan dengan masih kuatnya cadangan devisa negara dalam mendukung ketahanan sektor eksternal dan stabilitas makro ekonomi serta sistem keuangan.
"Selain itu data yang didapat dari Bank Indonesia bahwa cadangan devisa saat ini masih cukup untuk menutup pembiayaan selama lima bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah," papar rektor Universitas Surapati tahun 2012 ini.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam triwulan II tahun 2018 juga menurut dia telah mengalami perkembangan yang baik.
"Tumbuh di angka 5,27 persen (yoy) dibandingkan triwulan II tahun 2017," sebutnya.
Pertumbuhan ini didorong dari sektor lapangan usaha jasa sebesar 9,22 persen, dan juga lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 9,93 persen. Peran serta dari para pengusaha - pengusaha juga perlu disoroti dalam hal menghadapi apresiasi dolar.
"Kita harus bisa mencintai rupiah, dengan membeli barang produk lokal dan turut serta menghindari tabungan atau simpanan dolar di dalam negeri," terangnya.
Tak hanya itu, dalam menghadapi apresiasi dolar, saran dia, pemerintah harus dapat menggenjot penguatan infrastruktur dalam rangka mengurangi impor, menaikkan pajak impor dan membantu mempersiapkan bahan baku lokal untuk ekspor.
Di samping mengundang lebih banyak investor asing untuk datang berinvestasi di Indonesia dengan menghasilkan produk ekspor, serta pengembangan, pembinaan rutin dari pemerintah untuk industri, pertanian, dan produk berbasis ekspor dari pengusaha lokal, yang bersifat padat karya maupun berteknologi tinggi juga industri hilir.
"Tentu saja hal ini harus dapat disinergikan dengan strategi kebijakan fiskal yang ditempuh pemerintah pada tahun 2019 dengan cara memobilisasi pendapatan yang realistis dengan meningkatkan tax ratio sesuai kapasitas perekonomian untuk kegiatan ekonomi strategis yang dapat mendorong investasi dan ekspor," tuturnya.
[wid]