Berita

Foto: Kiara

Bisnis

Nelayan Dan Masyarakat Pesisir Tidak Kenal Kedaulatan Pangan

JUMAT, 05 OKTOBER 2018 | 07:25 WIB | LAPORAN:

Masyarakat nelayan dan pesisir tidak mengalami kedaulatan pangan yang digembar-gemborkan pemerintah. Hingga kini, nelayan dan masyarakat pesisir kian sulit memenuhi kebutuhan pangannya.

Pengurus KIARA dari Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) Amin Abdullah menuturkan, untuk memenuhi kebutuhan pangan, sangat diperlukan pemberdayaan masyarakat dalam melakukan kegiatan ekonomi kreatif.

Beberapa faktor kesulitan nelayan menggapai kedaulatan pangannya di Lombok, lanjut dia, keterbatasan nelayan dalam melaut dan menangkap ikan.


"Selain adanya kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk kapal melaut, juga masih mahal dan sulit dijangkau nelayan. Pengeluaran operasional melaut lebih besar daripada tangkapan," papar dia dalam diskusi, peluncuran dan bedah buku, Mewujudkan Kedaulatan Pangan Masyarakat Pesisir Indonesia di bilangan Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (4/10).

Di tempat yang sama, Andri Ratumakin dari Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) menyampaikan, masih banyak regulasi pemerintah yang tidak berpihak kepada pemenuhan kebutuhan dasar dan juga kedaulatan pangan bagi nelayan dan masyarakat pesisir.

Menurut dia, kedaulatan pangan bagi nelayan dan masyarakat pesisir tidak akan tercapai, jika pemerintah tetap tidak memberikan potensi yang luas bagi nelayan dan masyarakat itu sendiri.

"Termasuk, sentralisasi bantuan pemerintah pusat masih terjadi. Nelayan dan masyarakat pesisir tidak merasakan manfaat dari bantuan pemerintah pusat, sebab tidak sampai kepada mereka dengan nyata," ujar Andri.

Sementara itu, Carolus Winfridus Keupung dari KIARA Sikka, Flores mengatakan, ada persoalan dalam pengelolaan dana desa untuk desa-desa nelayan dan masyarakat pesisir.

Menurut dia, pemerataan bantuan sebesar Rp 1 miliar per desa itu tidak terjadi.

"Hanya ada beberapa desa saja yang disalurkan oleh Pemerintah Kabupaten Flores," ujarnya.[wid]


Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Kuasa Hukum: Nadiem Makarim Tidak Terima Sepeserpun

Minggu, 21 Desember 2025 | 22:09

China-AS Intervensi Konflik Kamboja-Thailand

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:51

Prabowo Setuju Terbitkan PP agar Perpol 10/2025 Tidak Melebar

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:35

Kejagung Tegaskan Tidak Ada Ruang bagi Pelanggar Hukum

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:12

Kapolri Komitmen Hadirkan Layanan Terbaik selama Nataru

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:54

Kasus WN China Vs TNI Ketapang Butuh Atensi Prabowo

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:25

Dino Patti Djalal Kritik Kinerja Menlu Sugiono Selama Setahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:45

Alarm-Alam dan Kekacauan Sistemik

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:39

Musyawarah Kubro Alim Ulama NU Sepakati MLB

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:09

Kepala BRIN Tinjau Korban Bencana di Aceh Tamiang

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:00

Selengkapnya