Berita

Perwakilan dari Museum Batik Jakarta Lilis Setyawati (ketiga kiri), Direktur Garudafood Paulus Tedjosutikno (tengah) didampingi Marketing General Manager Garudafood Agus Afenlie, (kedua kiri) melakukan proses men­canting pada kegiatan ‘Belajar Membatik’ dalam rangka mem­peringati Hari Batik Nasional.

Bisnis

GarudaFood Pelestarian Batik Lewat Kemasan Kacang Garuda

RABU, 03 OKTOBER 2018 | 08:00 WIB | LAPORAN:

GarudaFood melakukan cara unik dalam memeriahkan Hari Batik Nasional pada 2 Oktober, dengan menggelar kegiatan "Belajar Membatik bersama Kacang Garuda". Karyawan tak hanya diajak mengenal makna dibalik batik, tetapi juga belajar mencanting atau "melukis" diatas kain.

"Lewat kegiatan mencanting ini, diharapkan para karyawan memahami makna dari setiap proses pembuatan batik. Sehingga kita makin cinta budaya Indonesia ini," kata Direktur GarudaFood, Paulus Tedjosutikno saat membuka kegiatan tersebut, di Jakarta, Selasa (2/10).

Hadir dalam kesempatan itu, Perwakilan dari Museum Batik Jakarta, Lilis Setyawati dan Marketing General Manager GarudaFood, Agus Afenlie.


Kegiatan yang baru pertama kali dilakukan ini diikuti secara antusias dari ratusan karyawan yang memenuhi acara tersebut. Karena kesempatan untuk mencoba hal baru, seperti mencanting, merintangi malam (aplikasi lilin pada pola batik), melorot malam (meluluhkan lilin batik di air), pencelupan pewarnaan hingga penjemuran merupakan kesempatan yang langka.

"Saya senang melihat respon karyawan atas acara ini. Kapan lagi bisa mencoba hal-hal baru seperti ini, mulai dari menggambar diatas kain polos, lalu mencanting gambar tersebut hingga menjadi mahakarya masing-masing," ujarnya.

Ditambahkan, komitmen GarudaFood pada upaya pelestarian batik dilakukan lewat kemasan baru kacang Garuda. Produk bernuansa batik ditampilkan dalam bentuk perpaduan tiga model batik Indonesia yang sudah sangat terkenal, yaitu lokcan, tiga negeri dan sido luhur.

"Senang bisa menghasilkan produk yang disukai masyarakat, tetapi juga ikut melestarikan budaya Indonesia," ujarnya.

Lewat kemasan kacang Garuda, lanjut Paulus masyarakat jadi tahu bahwa setiap model batik memiliki nama dan sejarahnya masing-masing. Diharapkan masyarakat juga ikut aktif dalam melestarikan warisan luhur budaya bangsa.

"Terutama kalangan muda kita. Jika mereka kehilangan minat terhadap batik, dikhawatirkan mahakarya ini akan hilang tertelan zaman. Ini tak boleh terjadi. Pelestarian ini bisa dilakukan dengan cara menjadikan  batik sebagai pakaian harian," ucap Paulus menandaskan. [rry]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Kuasa Hukum: Nadiem Makarim Tidak Terima Sepeserpun

Minggu, 21 Desember 2025 | 22:09

China-AS Intervensi Konflik Kamboja-Thailand

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:51

Prabowo Setuju Terbitkan PP agar Perpol 10/2025 Tidak Melebar

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:35

Kejagung Tegaskan Tidak Ada Ruang bagi Pelanggar Hukum

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:12

Kapolri Komitmen Hadirkan Layanan Terbaik selama Nataru

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:54

Kasus WN China Vs TNI Ketapang Butuh Atensi Prabowo

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:25

Dino Patti Djalal Kritik Kinerja Menlu Sugiono Selama Setahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:45

Alarm-Alam dan Kekacauan Sistemik

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:39

Musyawarah Kubro Alim Ulama NU Sepakati MLB

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:09

Kepala BRIN Tinjau Korban Bencana di Aceh Tamiang

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:00

Selengkapnya