Sri Puguh Budi Utami/Net
Sri Puguh Budi Utami/Net
Sri Puguh Budi Utami meÂnyampaikan, kaburnya para tahÂanan dan napi di lapas semata-mata demi menyelamatkan diri dari bencana. Kondisi ini terjadi karena bangunan lapas dan rutan di wilayah tersebut secara nyata rusak serta mengancam kesÂelamatan mereka. Berikut penÂjelasan Dirjen Pemasyarakatan selengkapnya:
Lapas Palu kapasitas 210 tapi isinya 581 sebelum kejadian, terus pagi hari ini yang ada tinggal 66. Rutan palu kapasitas 120, isi 463, pagi ini 53, kemarin saya hitung 56, itu enggak kabur, ada keluarga yang meninggal sehingga mereka melihat keluarganya.
Terus rutan Donggala kapasiÂtas 108 isi 343, hingga hari ini kosong dan belum dapat info yang kembali berapa. LP itu kapasitas 100, isi 84 plus tiga bayi, hari ini yang ada sembilan, kemarin ada 13 plus tiga bayi. Sementara LPKA kapasitas 100, isi 29, sekarang tersisa lima orang.
Itu baru mau masuk atau sudah masuk?
Karena kita baru memerinÂtahkan kepada Karutan untuk memfungsikan rumah dinasÂnya menampung mereka yang kembali.
Karena waktu mereka lari, sebagian dari mereka berjanji akan kembali, dan ini sekarang sedang terus kami lakukan komunikasi dengan jajaran kami yang betugas di saana menghubungi keluarga-keluarÂganya, alamat-alamat yang ada untuk segera kembali.
Batas waktu yang diberikan oleh Kalapas satu minggu sejak kejadian. Jadi pada waktu hari Jumat, Sabtu terhitungnya.
Apakah karena over capacÂity, kondisi lapas jadi nggak kondusif sehingga penjaga enggak bisa menahan merÂeka?
Sebenarnya, kalau kita lihat Palu atau Sulteng pada umÂumnya, ini nyaris enggak ada gangguan, tapi yakinlah ketika mereka lari karena mereka taÂkut kena guncangan gempa dan kemudian masalah nyawa serta kemanusiaan. Kemudian, soal over kapasitas memang seluÂruh lapas over capacity, hanya empat provinsi, DI Yogyakarta, Ternate, Papua, kemudian Sulawesi Barat.
Mereka itu warga binaan kasus apa aja?
Kebetulan sebelum ada kejaÂdian, Kakanwil dengan Kalapas Palu telah mengirimkan mereka yang kasus teroris lima orang itu dikirim ke Nusakabangan. Jadi sisanya adalah kasus-kasus narkotika, korupsi, dan kriminal biasa.
Itu dikirim ke Nusakambangan kapan?
Dua hari sebelum kejadian. Kakanwil memang memindahÂkan lima yang kasus teroris ke Nusakambangan.
Di Lapas Palu bagaimana mereka bisa kabur?
Mereka menjebol pintu. Jadi, karena pagarnya sekarang retak sekali, memang kami khawatir betul , khawatir roboh karena kaÂlau sampe roboh kena bangunan di sebelahnya itu sudah sepanÂjang itu bawahnya sudah retak. Mereka menyaksikan betul goyÂangan di pagar plus terdengar suara runtuhnya hotel Roa-Roa itu. Itulah yang memicu mereka mendorong untuk lari dari pintu yang dijaga oleh jajaran kami.
Oh ya, sampai saat ini apa kesulitan dalam proses penÂcarian napi yang kabur?
Jadi begini, yang kami rasakan karena saya juga ada di sana, Sabtu saya ke sana, masih ada trauma yang luar biasa pada waktu saya merasakan gempa, mereka itu menjerit-jerit.
Jadi dari sisi pegawainya sendiri itu masih trauma, seÂbagian ada yang keluarganya meninggal. Napi sendiri juga ada yang masih dalam kondisi trauma.
Jadi, kami memberikan batasan waktu ini, setelah seminggu tentunya, untuk teman-teman kami yang kami bentuk di dalam satgas, tak hanya dari pusat, ada dari Sulsel yang akan memberikan bantuan. Mereka akan melakukan penÂcarian. ***
Populer
Minggu, 16 Februari 2025 | 04:50
Sabtu, 15 Februari 2025 | 09:54
Kamis, 13 Februari 2025 | 07:44
Selasa, 18 Februari 2025 | 03:39
Jumat, 14 Februari 2025 | 21:40
Senin, 17 Februari 2025 | 06:32
Selasa, 18 Februari 2025 | 17:59
UPDATE
Minggu, 23 Februari 2025 | 01:27
Minggu, 23 Februari 2025 | 01:01
Minggu, 23 Februari 2025 | 00:43
Minggu, 23 Februari 2025 | 00:23
Sabtu, 22 Februari 2025 | 23:59
Sabtu, 22 Februari 2025 | 23:54
Sabtu, 22 Februari 2025 | 23:42
Sabtu, 22 Februari 2025 | 23:21
Sabtu, 22 Februari 2025 | 22:58
Sabtu, 22 Februari 2025 | 22:34