Berita

Hukum

Ditanya Kemungkinan Jadi Tersangka, Dirut PLN Pura-Pura Tak Paham

JUMAT, 28 SEPTEMBER 2018 | 22:09 WIB | LAPORAN:

Usai diperiksa penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Direktur Utama PT PLN Persero Sofyan Basir disodori pertanyaan tentang statusnya yang mungkin berubah dari saksi menjadi tersangka. Akan tetapi Sofyan pura-pura tak paham dengan pertanyaan tersebut.

"Maksudnya?" kata Sofyan di Gedung KPK, Jumat (28/9).

Sofyan menjalani pemeriksaan selama lebih kurang 5 jam. Pertanyaan tersebut dilontarkan wartawan karena tiga orang yang namanya disebut pernah melakukan pertemuan dengan Sofyan Basir kini berstatus tersangka dan sudah dijebloskan KPK ke dalam penjara. Mereka adalah pemegang saham Blackgold Natural Resources Limited Johannes Kotjo, mantan Sekjen Golkar Idrus Marham, dan mantan Wakil Ketua Komisi VIII DPR Eni Saragih.


Sofyan Basir mengatakan semua pertanyaan penyidik sudah dijawabnya dengan baik. Tidak ada masalah.

"Mudah-mudahan apa yang saya sampaikan baik lah," katanya.

Sofyan mengakui pernah melakukan pertemuan dengan Johannes Kotjo. Dia membenarkan pertemuan membahas proyek PLTU Riau-1 namun bukan dalam rangka memuluskan kongkalikong hingga terjadinya penyuapan.

"Pembicaraan itu hanya pembicaraan teknis. Enggak ada yang serius," ujar Sofyan.

Sofyan mengiyakan pertemuan juga dihadiri Nicke Widyawati selaku Direktur Pengadaan Strategis I PLN dan Direktur Pengadaan Strategis 2 PLN Supangkat Iwan Santoso. Bahkan satu pertemuan, kata Sofyan, berlangsung di gedung DPR.

"Kebetulan kan Pak Kotjo pengusaha," singkat dia.

Sofyan membantah dalam pertemuan terjadi lobi agar Blackgold melalui anak usahanya, PT Samantaka Batubara, menjadi pemasok batubara ke PLTU Riau 1.

"Gak ada (lobi), membicarakan tingkat suku bunga dan yang lain-lain," tukas Basir yang sudah tiga kali diperiksa penyidik KPK.[dem]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya