Berita

Petani/Net

Nusantara

Peningkatan Kapasitas Petani Dapat Atasi Alih Fungsi Lahan

SENIN, 24 SEPTEMBER 2018 | 16:55 WIB | LAPORAN:

Peningkatan kapasitas petani dapat mengimbangi arus alih fungsi lahan di Indonesia. Alih fungsi lahan menjadi salah satu penyebab menurunnya produktivitas pertanian Indonesia.

Pengamat pangan Hizkia Respatiadi mengatakan, banyak hal yang bisa dilakukan untuk mendorong peningkatan kapasitas petani, seperti mengadakan pelatihan, memberikan penyuluhan dan bimbingan soal penggunaan alat pertanian yang lebih efisien dan pembaharuan metode tanam.

"Pemerintah seharusnya fokus pada peningkatkan efisiensi lahan yang sudah ada, peningkatan kapasitas petani dan revitalisasi alat pertanian serta pabrik-pabrik yang sudah tua. Alih fungsi lahan relatif sulit dicegah oleh karena itu harus bisa bertahan dengan cara lain," jelasnya kepada wartawan, Senin (24/9).


Menurut Hizkia, beberapa hal yang menyebabkan terjadinya alih fungsi lahan seperti gencarnya industrialisasi dan pembangunan infrastruktur yang tidak jarang harus mengorbankan lahan pertanian. Bertambahnya populasi menyebabkan semakin pesatnya industrialisasi dan diperlukan pembangunan infrastruktur untuk menghubungkan antar daerah.

Peningkatan kapasitas petani juga berkaitan dengan tingkat efisiensi pada komoditas pangan yang panen. Indonesia memiliki tingkat efisiensi yang rendah pada proses pasca panennya. Dari sekitar 57 juta ton padi yang dihasilkan sekitar 8,5 juta tonnya atau 15 persen terbuang percuma dalam proses pasca panen.

Inefisiensi diakibatkan beberapa faktor misalnya panjang rentang waktu antara panen dengan proses perontokan bulir padi dan juga proses pengeringan yang masih tradisional dengan cara dijemur yang belum menggunakan mesin. Jika dibandingkan dengan Malaysia, Thailand dan Vietnam, masing-masing hanya kehilangan sekitar 319.000 ton (Malaysia) 3,9 juta ton (Thailand), dan 4,9 juta ton (Vietnam).

Untuk itu, pada peringatan Hari Tani Nasional yang jatuh setiap 24 September, pemerintah seharusnya jangan hanya berbicara mengenai komoditas pangan.

"Petani sebagai tulang punggung sektor pertanian Indonesia seharusnya juga dibangun dan diberikan nilai tambah melalui peningkatan kapasitasnya," imbuh Hizkia yang juga kepala peneliti Center for Indonesian Policy Studies. [wah]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pertunjukan ‘Ada Apa dengan Srimulat’ Sukses Kocok Perut Penonton

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:57

Peran Indonesia dalam Meredam Konflik Thailand-Kamboja

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:33

Truk Pengangkut Keramik Alami Rem Blong Hantam Sejumlah Sepeda Motor

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:13

Berdoa dalam Misi Kemanusiaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:59

Mualem Didoakan Banyak Netizen: Calon Presiden NKRI

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:36

TNI AL Amankan Kapal Niaga Tanpa Awak Terdampar di Kabupaten Lingga

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:24

Proyek Melaka-Dumai untuk Rakyat atau Oligarki?

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:58

Wagub Sumbar Apresiasi Kiprah Karang Taruna Membangun Masyarakat

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:34

Kinerja Polri di Bawah Listyo Sigit Dinilai Moncer Sepanjang 2025

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:19

Dugaan Korupsi Tambang Nikel di Sultra Mulai Tercium Kejagung

Minggu, 28 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya