Berita

Belajar Kitab Kuning/Net

Politik

PPP Gelar Pelatihan Baca Kitab Kuning Dengan Metode Muallim

JUMAT, 21 SEPTEMBER 2018 | 17:13 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

. Partai Persatuan Pembangunan (PPP) bekerjasama dengan Al-Mualliim Center menggelar Training of Trainer (TOT) Cara Cepat Baca Kitab Kuning Metode Muallim di 39 daerah di seluruh Indonesia.

Ketua Umum PPP, M. Romahurmuziy mengatakan, Metode Mualllim terbukti mampu membuat santri lebih cepat membaca kitab klasik atau juga disebut kitab kuning. Metode ini lebih menekankan pada pemahaman dibanding menghafal bait kaidah tata Bahasa Arab (nahwu dan shorof).

"Setelah menguasai Metode Muallim ini para peserta TOT akan kembali ke pesantren dan lembaga pendidikannya untuk mengajarkan metode ini. Sehingga semakin banyak umat Islam yang bisa memahami kitab kuning yang tak berharakat dengan mudah," kata Rommy dalam keterangan tertulis, Jumat (21/9)


Pelatihan di setiap daerah akan diikuti oleh ratusan peserta. Untuk pertama kali, TOT digelar di Jakarta mulai hari ini. Satu angkatan pelatihan berlangsung selama tiga hari.

Menurut penemu Metode Muallim, KH Dawam Mu'allim bin Kunadi as-Sarangi, metode disusun sejak 2007 di Pesantren al-Ma'rifah Kota Bontang, Kalimantan Timur. Kala itu dia mendapati banyak santri yang mengeluh beratnya belajar tata Bahasa Arab (nahwu dan shorof) dari sejumlah kitab yang ada. Sehingga dia menciptakan metode yang lebih praktis untuk cepat baca kitab kuning.

"Metode ini lebih menekankan pada pemahaman, daripada menghafal nadhom. Metode disusun secara komprehensif mengumpulkan semua bab di dalam ilmu nahwu dan shorof beserta awaamil, dilengkapi dengan mufrodat (kosa kata), dan latihan i'rob," kata Kiai Dawam.

Pada 2017, Metode Muallim mengalami banyak peyempurnaan. Terutama setelah Muallim Center mengajarkannya di berbagai daerah di nusantara, mulai dari Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, Lampung dan lainnya.

Sementara itu, Ketua Penyelenggara Pelatihan, Syarifuddin menyebut bahwa TOT ini digelar salah satunya agar umat bisa langsung merujuk pada sumber kitab saat membahas tentang ajaran Islam.

"Saat ini banyak orang belajar Islam melalui media sosial dan Google. Akibatnya, mereka hanya memiliki satu prespektif tentang ajaran Islam dan mudah menyalahkan orang lain yang berpandangan beda. Padahal di tradisi pesantren dan kitab, ulama sudah biasa berbeda pandangan," kata Syarifuddin. [rus]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

Distribusi Bantuan di Teluk Bayur

Minggu, 07 Desember 2025 | 04:25

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

UPDATE

RUU Koperasi Diusulkan Jadi UU Sistem Perkoperasian Nasional

Rabu, 17 Desember 2025 | 18:08

Rosan Update Pembangunan Kampung Haji ke Prabowo

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:54

Tak Perlu Reaktif Soal Surat Gubernur Aceh ke PBB

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:45

Taubat Ekologis Jalan Keluar Benahi Kerusakan Lingkungan

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:34

Adimas Resbob Resmi Tersangka, Terancam 10 Tahun Penjara

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:25

Bos Maktour Travel dan Gus Alex Siap-siap Diperiksa KPK Lagi

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:24

Satgas Kemanusiaan Unhan Kirim Dokter ke Daerah Bencana

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:08

Pimpinan MPR Berharap Ada Solusi Tenteramkan Warga Aceh

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:49

Kolaborasi UNSIA-LLDikti Tingkatkan Partisipasi Universitas dalam WURI

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:45

Kapolri Pimpin Penutupan Pendidikan Sespim Polri Tahun Ajaran 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:42

Selengkapnya