Berita

Anggawira/Net

Politik

Nama Koalisi Prabowo Diledek Jadul, Gerindra: PSI Harus Banyak-banyak Belajar

KAMIS, 20 SEPTEMBER 2018 | 10:32 WIB | LAPORAN:

Partai Gerindra meradang nama Koalisi Indonesia Adil dan Makmur bentukan Tim Prabowo Subianto-Sandiaga Uno diledek Partai Solidaritas Indonesia (PSI) sudah ketinggalan zaman.

PSI sebagai partai baru pun disentil harus banyak belajar.

"PSI fokus urus partainya saja yang masih nol. Sebagai partai baru harus banyak-banyak belajar biar nggak cuma bisa komentar ini, itu saja," kata Fungsionaris DPP Partai Gerindra Anggawira yang juga kordinator Sahabat Prabowo-Sandi dalam keterangannya, Kamis (20/9).


Setelah koalisi Prabowo-Sandiaga menggelar rapat untuk pematangan timses dan penamaan koalisi. Hasilnya, mereka menyepakati penamaan Koalisi Indonesia Adil dan Makmur dengan tagline 'Adil Makmur Bersama Prabowo-Sandi.'

"Pemilihan nama Koalisi Indonesia Adil dan Makmur ini memiliki arti merupakan bentuk dari target capain dari pasangan Prabowo-Sandi yaitu rakyat Indonesia yang adil dan makmur di segala bidang, yang masih jauh dari kenyataan," terang Anggawira

Anggawira juga menyebutkan, permasalahan Indonesia saat ini adalah ketidakadilan di Indonesia, adanya ketimpangan hukum sosial, sehingga Prabowo-Sandi ingin mewujudkan keadilan kemakmuran bangsa dan negara Indonesia.

"Nama koalisi Indonesia Kerja TKN Joko Widodo-Ma’ruf Amin yang katanya politik kerja dan konkret tapi malah belum jelas kinerjanya," tutup Anggawira.

Sebelumnya Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin meledek nama Koalisi Indonesia Adil dan Makmur milik kubu Prabowo Subianto.

"Nama koalisi Prabowo-Sandi, Koalisi Adil dan Makmur, sangat zaman dulu (zaman dulu). Terdengar seperti jaman penataran 4P pada masa Orde Baru," kata Wakil Sekretaris TKN Jokowi-Ma'ruf Raja Juli Antoni kepada wartawan, Rabu (19/9).

Toni tidak yakin sebutan Koalisi Indonesia Adil dan Makmur ear-catching bagi kaum milenial. Ia mempertanyakan maksud pemberian nama koalisi Prabowo.

"Saya prediksi nama koalisi itu sulit diterima milenial karena terlalu abstrak. Tidak kongkret. Apa itu adil? Adil buat siapa? Makmur buat Prabowo dan Sandi sebagai orang kaya?" cetusnya.[wid]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pemkot Bogor Kini Punya Gedung Pusat Kegawatdaruratan

Senin, 29 Desember 2025 | 10:12

Dana Tunggu Hunian Korban Bencana Disalurkan Langsung oleh Bank Himbara

Senin, 29 Desember 2025 | 10:07

1.392 Personel Gabungan Siap Amankan Aksi Demo Buruh di Monas

Senin, 29 Desember 2025 | 10:06

Pajak Digital Tembus Rp44,55 Triliun, OpenAI Resmi Jadi Pemungut PPN Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 10:03

Ketum KNPI: Pelaksanaan Musda Sulsel Sah dan Legal

Senin, 29 Desember 2025 | 09:51

Bukan Soal Jumlah, Integritas KPU dan Bawaslu Justru Terletak pada Independensi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:49

PBNU Rukun Lagi Lewat Silaturahmi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:37

PDIP Lepas Tim Medis dan Dokter Diaspora ke Lokasi Bencana Sumatera

Senin, 29 Desember 2025 | 09:36

Komisi I DPR Desak Pemerintah Selamatkan 600 WNI Korban Online Scam di Kamboja

Senin, 29 Desember 2025 | 09:24

Pengakuan Israel Atas Somaliland Manuver Berbahaya

Senin, 29 Desember 2025 | 09:20

Selengkapnya