Berita

Ninik Rahayu/Net

Wawancara

WAWANCARA

Ninik Rahayu: Di Sukamiskin, Jam 10 Malam Para Napi Masih Di Selasar, Pak Irman Dan OC Kaligis Izin Sakit

RABU, 19 SEPTEMBER 2018 | 09:00 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Komisioner Ombudsman Ninik Rahayu pada Kamis (13/9) lalu melakukan inspeksi men­dadak (sidak) ketiga lapas di wilayah Bandung. Yaitu, Lapas Sukamiskin, Banceuy dan Lapas Perempuan Sukamiskin.

Hasilnya, Ombudsman menemukan beberapa indikasi mal administrasi dan ketidakpatutan. Apa saja temuan Ombudsman di Lapas Sukamiskin? Apakah sudah ada pembenahan setelah beberapa bulan lalu disorot pub­lik lantaran memberikan fasilitas 'wah' kepada narapidana ter­tentu? Berikut penuturan Ninik Rahayu kepada Rakyat Merdeka selengkapnya :

Apa saja temuan Anda ke­tika melakukan sidak ketiga lapas di wilayah Bandung ter­masuk Lapas Sukamiskin?
Sekitar dua bulan lalu saat ada temuan tentang Lapas Sukamiskin oleh Najwa Shihab, itu kan rame ya. Pak Menteri kan menyampaikan, lapas Sukamiskin akan berbenah. Nah sebetulnya kita tidak hanya sidak ke Sukamiskin saja, ada Lapas Banceuy dan Lapas wanita.

Jadi saya mengunjungi tiga lapas itu malam. Namun di Lapas Buncey dan lapas wanita itu biasa saja, memang ada keluhan dari mereka sih seperti olahraga yang waktunya kurang pagi, belum bisa salat berjamaah saat waktu Maghrib, padahal itu kan kewajiban dan mestinya SOP-nya bisa digilir tetapi mereka tertib jam 5 sore sudah masuk ruangan, makan juga tiga kali sehari, koperasi jam segitu juga sudah tidak melayani.

Lalu di lapas Sukamiskin, temuannya apa?
Nah, itu suasana berbeda saat kami ke Sukamiskin. Saya kan datang jam 10 malam, ternyata para napi masih pada di luar ka­mar, selnya pun tidak digembok, yang digembok hanya selasarnya saja. Jadi orang bisa tidur di selasar seenaknya, koperasinya juga masih buka menjual mie ayam, buah, kopi dan segala macamnya.

Koperasi di lapas Sukamiskin disediakan pihak lapas?
Iya disediakan oleh pihak lapas. Namun saya minta itu untuk ditertibkan. Sebab kha­watirnya, jangan-jangan tidak adanya aliran uang ke aparat, tetapi melalui koperasi. Itu sangat mungkinkan. Sebab ko­perasi itu yang melakukan jual beli kan, yang memfasilitasi apa saja. Saya akan minta klarifikasi karena belum mereka belum bisa kasih klarifikasi.

Apa mungkin harga barang di koperasi lapas itu ditinggi­kan beberapa kali lipat?
Bisa jadi itu, makanya saya bilang ada indikasi pungutan liar melalui (koperasi itu), jadi memang bisa sangat mungkin. Karena ketika akses keluar tidak bisa digunakan maka bisa saja. Secara filosofinya, jadi ketiga lapas itu yang sama-sama memberikan pembinaan dan memberikan efek jera, namun ada pemberian yang berbeda, makanya saya bilang ada in­dikasi mal administrasi dalam bentuk diskriminasi.

Selain itu, kami duga juga ada potensi tidak patut. Di sana itu (Lapas Sukamiskin) kan ada tv plasma gede-gede gitu. Tapi saya enggak yakin itu lapas yang membeli, tetapi para napi yang urunan. Menurut saya itu adalah potensi tindakan tidak patut. Karena kan kalau itu adalah tempat pembinaan, seharusnya jangan biarkan mereka menginterversi dengan uang mereka, seharusnya memakai uang negaralah. Sebab tindakan seperti itu kan memiliki conflict of interest-nya sangat tinggi. Misalnya ada peralatan di lapas ya semestinya itu berasal dari uang negara, bukan urunan para napi.

Soal ukuran kamar sel ba­gaimana?
Soal kamar berbeda-beda, memang ukuran kamar di lantai satu dan lantai dua itu berbeda-beda. Di lantai dua itu ukuran kamarnya lebih besar dari lantai satu. Nah pertanyaannya adalah bagaimana memilih siapa yang menempati setiap lantainya itu. Ada juga sih di lantai dua yang ukurannya lebih kecil, tapi itu tetap lebih besar dari sel di lantai satu. Kamar yang besar di lantai dua pun berbeda-beda ukurannya. Ada yang ukurannya dua kali lpat dari yang besar itu. Misalnya saja kamarnya Pak Setya Novanto jika dibanding­kan dengan kamar Pak Patrialis Akbar, ukurannya itu lebih besar.

Memang saat sidak di Sukamiskin, Anda disambut oleh siapa dari pihak lapasnya?
Ada Kalapasnya yang mendampingi saya. Jadi memangsempat ditahan saat di Sukamiskin, karena Kalapasnya kan sudah pulang, itu sudah malam hari.

Terus apa jawaban Kalapas ketika ditanya soal temuan Anda tersebut?
Dia tidak bisa menjawab, se­bab dia mengaku baru di sana, baru dua bulan dilantik.

Oh ya, apakah bekas Ketua DPR Setya Novanto ada di kamarnya?
Ada kok di kamarnya, ada Nazaruddin juga di kamar Setnov. Dia tidak menduga saya datang. Jadi mereka berdua ada di kamar Setnov.

Loh sedang apa Nazarudin di kamar Setnov?
Mana ku tahu. Agendanya apa pun saya enggak tahu.

Namun Nazarudin langsung pergi setelah Anda datang?
Enggak, kita ngobrol-ngrobrol juga, wong mereka juga tidak kenal siapa saya. Itulah untung­nya saya.

Terus apa dong yang Anda obrolkan dengan Setnov dan Nazarudin?
Enggaklah, soal obrolannya apa ya enggak usah dibuka ya.

Hingga Anda keluar Lapas Sukamiskin, apakah mereka mengetahui kalau Anda dari Ombudsman?
Sepertinya tahu, karena saya kan masih berputar-putar Lapas Sukamiskin setelah dari kamar Setnov.

Apakah saat Anda ke sana, kamar Setnov dan Nazar sama acara Mata Najawa?
Oh tidak ya. Berbeda.

Apakah Anda menemukan napi yang tidak berada di lapas?
Memang ada juga yang izin sakit karena saat kami ke sana tidak ada ditempat. Ada Pak Irman Gusman dan OC Kaligis. Namun saya belum mengecek ke rumah sakit. ***

Populer

Fenomena Seragam Militer di Ormas

Minggu, 16 Februari 2025 | 04:50

Asian Paints Hengkang dari Indonesia dengan Kerugian Rp158 Miliar

Sabtu, 15 Februari 2025 | 09:54

Bos Sinarmas Indra Widjaja Mangkir

Kamis, 13 Februari 2025 | 07:44

PT Lumbung Kencana Sakti Diduga Tunggangi Demo Warga Kapuk Muara

Selasa, 18 Februari 2025 | 03:39

Temuan Gemah: Pengembang PIK 2 Beli Tanah Warga Jauh di Atas NJOP

Jumat, 14 Februari 2025 | 21:40

Pengiriman 13 Tabung Raksasa dari Semarang ke Banjarnegara Bikin Heboh Pengendara

Senin, 17 Februari 2025 | 06:32

Dugaan Tunggangi Aksi Warga Kapuk Muara, Mabes Polri Diminta Periksa PT Lumbung Kencana Sakti

Selasa, 18 Februari 2025 | 17:59

UPDATE

Kepala Daerah Tidak Ikut Retret: Petugas Partai atau Petugas Rakyat, Jangan Ada Negara Dalam Negara

Minggu, 23 Februari 2025 | 01:27

Ketua DPRA Tuding SK Plt Sekda Permainan Wagub dan Bendahara Gerindra Aceh

Minggu, 23 Februari 2025 | 01:01

Tumbang di Kandang, Arsenal Gagal Dekati Liverpool

Minggu, 23 Februari 2025 | 00:43

KPK Harus Proses Kasus Dugaan Korupsi Jokowi dan Keluarga, Jangan Dipetieskan

Minggu, 23 Februari 2025 | 00:23

Iwakum: Pelaku Doxing terhadap Wartawan Bisa Dijerat Pidana

Sabtu, 22 Februari 2025 | 23:59

Langkah Bupati Brebes Ikut Retret ke Magelang Tuai Apresiasi

Sabtu, 22 Februari 2025 | 23:54

Tak Hanya Langka, Isi Gas LPG 3 Kg di Pagar Alam Diduga Dikurangi

Sabtu, 22 Februari 2025 | 23:42

Dari #KaburAjaDulu hingga #IndonesiaGelap: Belajar dari Bangladesh

Sabtu, 22 Februari 2025 | 23:21

Wartawan Jaksel Pererat Solidaritas Lewat Olahraga

Sabtu, 22 Februari 2025 | 22:58

PLN dan Wuling Siapkan Layanan Home Charging Praktis dan Cepat, Hanya 7 Hari

Sabtu, 22 Februari 2025 | 22:34

Selengkapnya