Berita

Aksi Prima di KPK/RMOL

Hukum

Menteri Perdagangan Rekayasa Impor Pangan Demi Keuntungan Kelompok

SENIN, 17 SEPTEMBER 2018 | 12:10 WIB | LAPORAN:

. Maraknya impor yang dilakukan Kementerian Perdagangan dinilai sebagai penyebab buruknya perekonomian Indonesia akhir-akhir ini. Khususnya, impor besar-besaran di sektor pangan.

"Para petani dan masyarakat lainnya sudah banyak yang mengeluhkan adanya impor ini, tapi pemerinrah abai atas itu dan tetap meneruskan impor," ujar Koordinator Demonstrasi dari Perhimpunan Masyarakat Madani (Prima), Wempi di depan Gedung KPK, Jakarta, Senin (17/9).

Dalam unjuk rasanya kali ini, Prima menyatakan bahwa kebijakan impor pangan yang dikeluarkan Mendag, Enggartiasto Lukita tidak dilakukan sesuai prosedur semestinya.


Sehingga, sambung Wempi, ada indikasi korupsi dalam kebijakan impor yang telah menguntungkan kelompok tertentu ini.

"Itu berdasarkan temuan dari audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) tahun 2017 lalu," ucap Wempi.

Sebelumnya, berdasarkan Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester (IHPS) II BPK tahun 2017 disimpulkan telah terjadi kesalahan kebijakan impor untuk komoditas beras, gula, garam, hingga daging sapi di era pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Kesalahan tersebut terjadi karena penerbitan persetujuan impor tidak sesuai dengan kebutuhan dan produksi di dalam negeri.

"Dalam temuan itu, Menteri Enggar seharusnya melakukan koordinasi dengan menteri terkait sebelum melakukan impor," kata Wempi.

Dalam tuntutannya, Prima meminta KPK untuk segera memeriksa Mendag Enggar terkait dugaan korupsi impor pangan besar besaran ini.

Sekedar informasi, selama Menteri Enggar menjabat, Indonesia tercatat telah menggelontorkan impor fantastis berupa beras sebanyak 1 juta ton, garam sebanyak 3,7 juta ton, dan gula sebanyak 3,6 juta ton.

Dalam praktik impor tersebut, BPK menemukan bahwa Kemendag tidak memiliki mekanisme untuk memastikan jumlah realisasi impor agar tidak melebihi jumlah persetujuan impor yang telah diterbitkan. [rus]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya