Sebagai bagian dari penghargaan terhadap kekayaan budaya dunia, Lippo Group menyelenggarakan pertunjukan Beijing Opera, bertajuk 'Elegancy in Heart and Live Happily Ever After' di Avenue of The Star, Lippo Mall Kemang, Jakarta Selatan, Minggu (16/9).
Penampilan I Beijing Opera itu sangat spesial karena memadukan budaya Tiongkok dengan budaya Indonesia. Antara lain, dengan tampilnya alunan lagu Batak populer Sing-Sing So dalam pertunjukan itu. Dilengkapi dengan set panggung megah dan tata lampu yang memukau, diwarnai dengan alunan lagu yang merdu, serta tarian opera yang indah.
Pentas opera ini semakin memesona dengan hadirnya kolaborasi legenda asli Tiongkok dipadukan dengan legenda budaya Indonesia, dengan mengangkat Legenda Lou Shen Fu, seorang putri dari Dinasti Ming yang menikah di Indonesia. Legenda tersebut sangat terkenal dan menjadi titik sejarah jembatan persatuan budaya antara Indonesia dan Tiongkok.
Pendiri Lippo Grup, Mochtar Riadi, dalam sambutannya di acara tersebut, mengungkapkan, untuk menjadi bangsa yang besar, pembangunan tidak hanya dari sisi ekonomi, tapi juga melalui budaya. Menurutnya, suatu bangsa yang besar tidak bisa terlepas dari budayanya.
"Dari pertunjukan Beijing Opera ini, semoga Indonesia suatu hari bisa mempunyai opera yang dapat menggambarkan kekayaan suku-suku yang ada di Indonesia," kata Mochtar Riady.
Pertunjukan yang dimulai pada pukul 20.00 WIB itu dibagi menjadi enam babak. Diawali dengan penampilan artis Chu Lanlan yang menyanyikan lagu Live Happily Ever After.
Pertunjukan yang dimulai pada pukul 20.00 WIB itu dibagi menjadi enam babak. Diawali dengan penampilan artis Chu Lanlan yang menyanyikan lagu Live Happily Ever After.
Lagu ini diambil dari sebuah puisi yang bercerita hubungan romantis sepasang kekasih berisi tentang cinta, kesetiaan, dan keindahan. Dilanjutkan dengan tarian opera yang dibawakan oleh Guo Ruina dengan mengangkat kisah mengenai Hua Mulan, sebuah kisah legendaris mengenai pejuang wanita panutan heroik bagi para pahlawan bangsa Han.
Pengunjung yang memenuhi Avenue of The Star semakin terpukau dengan penampilan Chu Lanlan yang membawakan Flowers an Antiphonal Song, dilanjutkan dengan The Four Great Classical Novels of China yang menampilkan kisah legenda di Tiongkok salah satunya adalah Sun Go Kong.
Pertunjukan selanjutnya disusul dengan A Goddess on The Luo River, dan ditutup oleh A Beauty With an Umbrella and Sing Sing Soyang dibawakan oleh Chu Lan Lan. Babak ini diciptakan khusus untuk menggambarkan persahabatan Indonesia - Tiongkok dengan memadukan budaya kedua negara.
I Beijing Opera sendiri merupakan opera yang memiliki reputasi berskala internasional. Adapun Chu Lanlan merupakan Professor of Beijing Opera Art Vocational Collage dan Head of Lanxin Theater of New Beijing Opera. Kiprahnya telah mendapatkan sejumlah penghargaan dari dalam dan luar negeri. Ia kerap tampil dalam beragam acara kenegaraan.
Pentas Beijing Opera yang didatangkan langsung dari Tiongkok ini merupakan bentuk penghargaan terhadap terbentuknya kerja sama yang harmonis dan dukungan dari semua pihak dalam pengembangan Lippo Group.
[rry]