Berita

Habib Rizieq/RMOL

Politik

Tak Dendam, Habib Rizieq Tetap Ingin Gandeng Demokrat

MINGGU, 16 SEPTEMBER 2018 | 21:53 WIB | LAPORAN: ADITYO NUGROHO

Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab tetap menginginkan Partai Demokrat berada dalam satu barisan memenangkan pasangan bakal capres-cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Kendati tak ada perwakilan dalam Ijtima Ulama II di Hotel Grand Cempaka, Jakarta, Minggu (16/9), pihak GNPF Ulama selaku penyelenggara mengaku tetap berpikir positif terhadap partai pimpinan Susilo Bambang Yudhoyono tersebut.

"Kita tahu Demokrat dengan ketua umumnya sekaligus ketua dewan pembinanya Pak SBY merupakan presiden dua periode. Tentu akan menjadi kekuatan kepada kita," ujar Ketua GNPF Ulama Yusuf Muhammad Martak kepada Kantor Berita Politik RMOL.

Sama halnya dengan Ijtima Ulama I, partai berlambang mercy itu juga absen. Di lain sisi, pernah ada pernyataan dari politisi Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean yang menuturkan partainya tidak akan tunduk di bawah kendali Habib Rizieq Shihab.

Sementara kita ketahui bersama bahwa Ijtima Ulama II dilaksanakan karena sesuai arahan Habib Rizieq di Mekkah. Bahkan Ferdinand menyebut, Habib Rizieq merupakan orang yang pernah dipenjarakan di rezim SBY sehingga tidak pantas mengendalikan gerbong besar dalam koalisi.

Menanggapi hal itu, Yusuf Martak menyatakan tidak sedikit pun dendam atau kecewa dari Habib Rizieq terhadap Demokrat dan SBY.

"Inilah sikap Habib Rizieq, beliau tetap ingin menggandeng Demokrat dan tidak pernah ada dendam," ungkapnya.

Kemudian dalam Ijtima Ulama I, pernah dijelaskan oleh Ketua SC Danny Anwar, bahwa partai yang diundang adalah partai yang konsisten melawan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok di Pilkada DKI 2017. Sementara Demokrat, di putaran kedua tidak memiliki sikap itu.

"Demokrat di putaran pertama sama melawan Ahok juga dengan menurunkan AHY sebagai cagub. Di putaran kedua saya tidak tahu sikapnya karena sudah tidak mengikuti," pungkas Yusuf Martak.[lov]


Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Prabowo-Gibran Perlu Buat Kabinet Zaken

Jumat, 03 Mei 2024 | 18:00

Dahnil Jamin Pemerintahan Prabowo Jaga Kebebasan Pers

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:57

Dibantu China, Pakistan Sukses Luncurkan Misi Bulan Pertama

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:46

Prajurit Marinir Bersama Warga di Sebatik Gotong Royong Renovasi Gereja

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:36

Sakit Hati Usai Berkencan Jadi Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Pemerintah: Internet Garapan Elon Musk Menjangkau Titik Buta

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Bamsoet Minta Pemerintah Transparan Soal Vaksin AstraZeneca

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:16

DPR Imbau Masyarakat Tak Tergiur Investasi Bunga Besar

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:06

Hakim MK Singgung Kekalahan Timnas U-23 dalam Sidang Sengketa Pileg

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:53

Polisi Tangkap 2.100 Demonstran Pro-Palestina di Kampus-kampus AS

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:19

Selengkapnya