Jangan Gunakan Bahasa Politik Kepada Pemilih Milenial

. Tim kampanye nasional pasangan calon Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno nampaknya harus bekerja keras untuk merebut suara pemilih milenial. Bagaimana tidak, klaim prestasi pemerintah selama inipun tidak dipedulikan oleh mereka.

Pakar Branding Milenial, Yuswohady mengatakan, mereka yang lahir di atas tahun 1980 itu sebenarnya terlahir di zaman yang serba susah. Sebab, rentan waktu tahun 1980-an hingga sekarang sudah terjadi beberapa krisis di berbagai belahan dunia.

"Generasi mllenial itu generasi susah," katanya dalam diskusi bertajuk "Berebut Suara Milenial" di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (15/9).

Meski hidup di zaman yang serba susah, lanjut dia, generasi milenial maunya hidup dengan serba murah. Mereka juga kata dia tidak terlalu suka berbelanja, namun lebih suka menonton konser musik dan nongkrong di cafe.

"Kita hidup sekali, harus happy-happy," ujar Yuswohady.

Makanya, menurut dia, isu tenaga kerja sangatlah penting bagi para generasi milenial. Untuk itu, ditekankannya kedua pasangan calon harus mendekati mereka dengan bahasa yang mudah dipahami.

"Mereka cenderung apatis. Pokoknya mikirin gue aja, boro-boro Jokowi bangun infrastruktur enggak peduli dia. Mereka enggak suka ngomong politik, untuk mendekati harus dengan bahasa mereka, bukan bahasa politik. Enggak future oriented," pungkasnya. [rus]