Berita

Ilustrasi Pemilu/Net

Politik

Bawaslu Dianggap Jadi Salah Satu Penyebab Carut Marut Pemilu 2019

JUMAT, 14 SEPTEMBER 2018 | 20:27 WIB | LAPORAN:

 Sejak dilantik pada 11 April 2017, Bawaslu RI belum memberikan keyakinan Pemilu serentak 2019 akan terselenggara secara demokratis dan berintegritas.

Hal ini disebabkan tidak ada satu pun tahapan yang telah atau sedang berjalan, tidak diriingi permasalahan atau polemik.

Sebut saja dua permasalahan yang saat ini sedang terjadi yakni tahapan DPT yang disinyalir penuh kegandaan, sampai dengan polemik kewenangan antara Bawaslu dan KPU terhadap keberadaan caleg yang merupakan mantan terpidana kasus koruptor.

"Sejatinya, atas apa yang terjadi saat ini, bagi IViD, bukan lah hal yang mengagetkan, dikatakan demikian, karena berdasarkan penilaian IViD yang dihasilkan berdasarkan kajian dan analisa beserta fakta penyelenggaraan pemilu yang tengah berlangsung," kata Ketua Indonesia Voter Initiative for Democracy (IViD) Rikson Nababan melalui keterangannya, Jumat (14/9).

Menurutnya, kegagalan Bawaslu dalam melaksanakan tugas pertamanya, yaitu melakukan pencegahan dan penindakan terhadap pelanggaran pemilu dan sengketa pemilu.

Di mana, untuk melakukan pencegahan tersebut, Bawaslu wajib melakukan pemetaan atas kerawanan-kerawanan yang berpotensi menggangu tahapan pemilu berdasarkan data pemilu sebelumnya.

"Akibat kegagalan memetakan kerawanan tersebut, maka pola pengawasan yang dilakukan Bawaslu lebih bersifat parsial, tidak sistematis dan tidak akuntabel. Karena Bawaslu lebih banyak menggunakan surat edaran yang sifatnya kebijakan daripada pengaturan yang sifatnya peraturan seperti Perbawaslu," jelasnya.

Sebagai contoh, kata Rikson, pada tahapan pendaftaran partai politik yang menggunakan Sipol, Bawaslu tidak segera menghentikan proses pendaftaran tapi menunggu adanya laporan, untuk kemudian mengatakan Sipol tidak sesuai peraturan.

"Lalu pada tahapan terkini, soal caleg mantannapi korupsi, seharusnya Bawaslu sudah sedari awal menolak peraturan yang melarang tersebut, dan bukan melakukan sosoalisasi serta mendatangani pakta integritas untuk tidak mencalonkan mantan napi korupsi," paparnya. [fiq]

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

UPDATE

Menag Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji di Arab Saudi

Selasa, 07 Mei 2024 | 02:05

Baru Kantongi 100 Ribu KTP, Noer Fajriensyah Ngebet Maju Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 02:02

Politikus Perempuan di DPR Diprediksi Bertambah 10 Orang

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:29

PDIP Tancap Gas Godok Nama-Nama Calon di Pilkada 2024

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:26

Pemprov DKI Tak Serius Sediakan TPU di Kepulauan Seribu

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:00

Subholding Pelindo Siap Kelola Area Pengembangan I Bali Maritime Tourism Hub

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:40

Ridwan Kamil-Bima Arya Berpeluang Dipromosikan 3 Parpol Besar di Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:32

DPRD DKI Terus Dorong Program Sekolah Gratis Direalisasikan

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:24

Buku "Peta Jalan Petani Cerdas" Panduan Petani Sukses Dunia Akhirat

Senin, 06 Mei 2024 | 23:59

Popularitas Jokowi dan Gibran Tetap Tinggi Tanpa PDIP

Senin, 06 Mei 2024 | 23:11

Selengkapnya