Penampilan 30 pekerja migran Indonesia (PMI) di Korea Selatan saat menyambut kedatangan Prresiden Joko Widodo merupakan sebuah kebanggaan tersendiri bagi Dutabesar RI untuk Korea Selatan, Umar Hadi.
Mereka membawakan Sendratari Sri Tanjung yang bercerita tentang asal muasal Banyuwangi saat menyambut kehadiran Jokowi, Senin (11/9) lalu.
Bagi Dubes Umar Hadi, pertunjukan itu membuktikan bahwa masyarakat Indonesia selalu menjunjung tinggi budaya bangsa, di manapun mereka berada.
“Ini adalah bukti bahwa di manapun masyarakat Indonesia berada, mereka akan tetap menjunjung tinggi budayanya,†ungkapnya melalui keterangan tertulis yang diterima, Rabu (12/9) malam.
Menurutnya, selain menjadi wadah para PMI di Korsel dalam berkreasi, pertunjukan itu juga menjadi salah satu realisasi dari Special Strategic Partnership antara Indonesia dan Korsel dalam hal promosi dan pertukaran budaya.
Sendratari Sri Tanjung dibawakan saat Jokowi dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo menghadiri jamuan santap siang di KBRI Seoul.
Tarian Sendratari ini bercerita tentang kesetiaan seorang istri, Sri Tanjung, kepada suaminya Sido Pakso dan kesetiaan Sido Pakso kepada negaranya. Namun, karena hasutan dan perintah Prabu Sulakrama, Raja Sindurejo, Sida Pakso menjadi hilang kesadaran dan buta terhadap realitas kehidupan. Tarian ini menjadi makna perjuangan dan kesetiaan.
Saat ini ada sebanyak 38 ribu masyarakat Indonesia yang tinggal di Korsel. Dari jumlah itu, mereka berhimpun dalam 31 paguyuban kedaerahan.
Selain itu, ada juga PMI yang membentuk berbagai komunitas seni dan budaya seperti kelompok musik hadrah, pencak silat, reog, jaranan (kuda lumping), campur sari, band rock, band dangdut, kelompok tari, dan lainnya.
[ian]
