Nasaruddin Umar/Net
Nasaruddin Umar/Net
TIDAK terasa kita sekarang berada dalam tahun baru 1440 Hijriyah . Merayakan tahun baru merupakan acÂara rutin dalam kehidupan kita. Namun jenis perayaan itu sering kali dipenuhi denÂgan acara hura-hura dan suka ria. Jarang di antara kita memaknai pergantian tahun baru itu dengan muhasabah, membuat perhitungan tentang hal-hal yang pernah kita lewati dan apa yang akan kita hadapi. KalauÂpun ada, umumnya di antara kita hanya memÂpunyai perhitungan duniawi semata. Sealah-olah kita akan hidup berkepanjangan. Padahal, kenyataan dalam kehidupan kita selalu ada yang pergi (meninggal) dan ada yang dating (lahir). Yang pergi takkan mungkin kembali lagi dan yang datang tidak ada kepastian berapa lama ia akan bertahan hidup. Yang pasti, banÂyak cara orang berakhir dalam kehidupannya; mulai dari yang sakit, kecelakaan, bencana alam, sampai kepada lompat dari apartemen.
Dalam memaknai tahun baru kita kali ini, ada baiknya kita membuat variasi khusus denÂgan cara melakukan perenungan batin. Untuk yang beragama Islam, kita sebaiknya menghiÂtung amal kebajikan dan perbuatan dosa dan maksiyat yang pernah kita lakukan. Harapan kita selanjutnya bagaimana menjalani sisi-siÂsa kehidupan yang Tuhan pinjamkan. SehuÂbungan dengan ini menarik untuk kita ingat sebuah ayat yang berdiri sendiri, menyentak dan seolah-olah mengajak kita kembali unÂtuk mempelajari arah dan perjalanan hidup kita seusai menjalani bulan puasa. Ayat terseÂbut ialah: "Maka kalian mau kemana?" (Q.S. al-Takwir/81:26). Ayat ini seperti menyentak dan mengingatkan kita akan tujuan dan arti sebuah perjalanan hidup kita setelah digodok dan dibersihkan sebulan penuh dalam bulan Ramadlan. Ayat ini juga sekaligus mengingatÂkan arti penting setiap orang untuk memiliki visi kebersaan sebagai sama penghuni kolong langit bangsa Indonesia.
"Kalian mau kemana?" menjadi pertanyaan penting yang sarat dengan makna. Kita seharÂusnya menyadari bahwa seusai Allah memberÂsihkan hidup kita maka seharusnya kita pun berhati-hati menjalani hidup ini. Maksudnya, kehidupan yang tersisa ini seharusnya kita jalani dengan visi dan tujuan yang jelas supaÂya kita tidak termasuk orang yang amar merÂugi di kemudian hari. Alangkah ruginya kalau kehidupan sebelum dan sesudah Ramadhan tidak ada bedanya. Lebih rugi lagi jika hadÂiah Tuhan berupa Ramadhan tidak kita manÂfaatkan dengan baik. "Kalian mau kemana?" seharusnya menjadi direction kita semua unÂtuk menjalani kehidupan ini dengan niat yang penuh denga perencanaan lebih baik.
Populer
Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21
Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58
Senin, 08 Desember 2025 | 19:12
Kamis, 04 Desember 2025 | 05:04
Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53
Jumat, 05 Desember 2025 | 02:00
Jumat, 05 Desember 2025 | 03:03
UPDATE
Minggu, 14 Desember 2025 | 10:04
Minggu, 14 Desember 2025 | 10:02
Minggu, 14 Desember 2025 | 09:43
Minggu, 14 Desember 2025 | 09:16
Minggu, 14 Desember 2025 | 09:01
Minggu, 14 Desember 2025 | 08:51
Minggu, 14 Desember 2025 | 08:17
Minggu, 14 Desember 2025 | 08:08
Minggu, 14 Desember 2025 | 07:40
Minggu, 14 Desember 2025 | 07:31