Berita

Ahmad Basarah/Net

Umat Islam Indonesia Diminta Teladani Toleransi Bernegara Nabi Muhammad

SELASA, 11 SEPTEMBER 2018 | 13:21 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

. Wakil Ketua MPR RI, Ahmad Basarah meminta kepada umat Islam Indonesia untuk memetik hikmah dari peristiwa tahun baru Islam (tahun baru Hijriyah) ke 1440 yang jatuh pada 11 September 2018.

Penanggalan Hijriyah bukan diambil dari hari kelahiran Nabi besar Muhammad SAW, melainkan diambil dari peristiwa hijrahnya Rasululullah SAW dari Mekah ke Madinah. Peristiwa historis itulah yang menjadi titik balik kemenangan, perkembangan dan penyebaran Islam.

Oleh karena itu, pesan politisi PDI Perjuangan ini, umat Islam Indonesia harus mewarisi api hijrahnya Rasulullah dari Mekah ke Madinah.


"Di Madinah inilah Nabi Besar Muhammmad SAW berhasil melakukan konsolidasi, menggalang persatuan dan kesatuan. Di kota inilah Nabi besar Muhammad leluasa berdakwah, sehingga jumlah umat Islam semakin besar, yang pada akirnya umat Islam kembali ke Mekkah dan melakukan penaklukan (Fatkhul Mekah) dengan damai," kata Basarah di Jakarta, Selasa (11/9).

Inisiator pembentukan Baitul Muslimin Indonesia (BAMUSI) menguraikan lebih lanjut, selama di Madinah, Nabi Muhammad SAW tidak hanya menyebarkan Islam dengan damai. Hal lain yang dilakukan adalah memulai kehidupan bernegara. Bahwa penduduk Madinah adalah masyarakat plural. Komposisi penduduknya bukan hanya kaum Muhajirin dan kaum Ansor saja, melainkan ada juga kaum Yahudi dan suku-suku Arab yang lain.

Kemudian masyarakat majemuk tersebut diikat dalam perjanjian yang disebut dengan Mitsaqul Madinah (Perjanjian Madinah). Semua komponen masyarakat memiliki kewajiban saling bahu-membahu dan membantu serta menjaga Kota Madinah dari serangan musuh.

"Hal penting yang menjadi catatan adalah bahwa Piagam Madinah sama sekali tidak menyebut dasar negara. Toleransi yang dibangun adalah toleransi bernegara. Sebagai satu kelompok, kaum Yahudi Bani Auf, Yahudi Bani Najar, Yahudi Bani Sa'idah, Yahudi Bani Aus, Yahudi Bani Jusyam hidup berdampingan dengan kaum muslimin. Kedua belah pihak memiliki agama masing-masing dan umat Islam memegang prinsip akidahnya," jelas Basarah.

Masih kata Basarah, dalam konteks keindonesiaan toleransi kehidupan bernegara memang harus terus dirawat dan dijaga. Terlebih dalam faktanya, komposisi masyarakat Indonesia amat majemuk dari aspek suku, agama, ras, dan lain sebagainya. Basarah juga menegaskan, bahwa wajah Islam di Tanah Air adalah wajah Islam yang ramah dan simpatik. Berbeda dengan wajah Islam yang ditunjukan oleh beberapa kelompok di negara-negara Islam lainnya.

Wajah Islam Indonesia adalah wajah Islam moderat (washatiyah). Bisa lihat, semua hidup aman dan rukun. Coba bandingkan Afganistan dengan Indonesia. Luas Afghanistan adalah 0,6 juta kilometer persegi dengan jumlah penduduk adalah 35 juta jiwa, terdiri dari 14 suku bangsa dan 30 bahasa. Sedangkan Indonesia luas daratannya adalah 1,9 juta kilometer persegi, dengan jumlah penduduk adalah 260 juta jiwa, terdiri dari 1.300 suku bangsa dan 740 bahasa.

"Afghanistan dirundung perang dan konflik berkepanjangan. Sedangkan Indonesia tidak. Inilah wajah Islam damai Indonesia yang dipersatukan dan diikat oleh Pancasila. Tugas kita semua adalah merawat dan menjaga spirit kebhinekaan tersebut," demikian penjelasan Basarah yang juga Pimpinan Lazis Nahdlatul Ulama PBNU. [rus]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

Pidato Prabowo buat Roy Suryo: Jangan Lihat ke Belakang

Senin, 08 Desember 2025 | 12:15

UPDATE

BNN-BNPP Awasi Ketat Jalur Tikus Narkoba di Perbatasan

Jumat, 19 Desember 2025 | 00:09

Perkuat Keharmonisan di Jakarta Lewat Pesona Bhinneka Tunggal Ika

Jumat, 19 Desember 2025 | 00:01

Ahmad Doli Kurnia Ditunjuk Jadi Plt Ketua Golkar Sumut

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:47

Ibas: Anak Muda Jangan Gengsi Jadi Petani

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:26

Apel Besar Nelayan Cetak Rekor MURI

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:19

KPK Akui OTT di Kalsel, Enam Orang Dicokok

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:12

Pemerintah Didorong Akhiri Politik Upah Murah

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:00

OTT Jaksa oleh KPK, Kejagung: Masih Koordinasi

Kamis, 18 Desember 2025 | 22:53

Tak Puas Gelar Perkara Khusus, Polisi Tantang Roy Suryo Cs Tempuh Praperadilan

Kamis, 18 Desember 2025 | 22:24

Menkeu Purbaya Bantah Bantuan Bencana Luar Negeri Dikenakan Pajak

Kamis, 18 Desember 2025 | 22:24

Selengkapnya