Berita

Ilustrasi/Net

Bisnis

Perbaiki Rupiah, Pemerintah Harus Tegas Bukan Beri Amnesti Pajak

SABTU, 08 SEPTEMBER 2018 | 12:38 WIB | LAPORAN:

Pemerintah harus mengambil langkah tegas memperbaiki nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang terus merosot.

Ekonom Senior, Anwar Nasution mengatakan untuk mengatasi penguatan dollar AS pemerintahan Joko Widodo harus mengambil kebijakan yang bersifat memaksa.

Pertama, dalam jangka pendek pemerintah harus segera membuat aturan. Baik itu dalam bentuk Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) atau Peraturan Pemerintah (PP) yang mampu memaksa eksportir untuk menyimpan uang yang mereka peroleh di dalam negeri.


"Paksakan supaya (uang) hasil ekspor itu disimpan di dalam negeri, kalau perlu simpan di dalam SBI (Sertifikat Bank Indonesia), kasih bunga. Jangan ada hasil ekspor langsung taruh Singapura atau Hongkong," tegasnya dalam diskusi bertajuk "Bisakah Bersatu Menghadapi Krisis Rupiah" di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (8/9).

Kedua, pemerintah harus mengembangkan produk dalam negeri agar bisa di ekspor ke luar negeri. Bukan malah memperbanyak produk-produk hasil impor. Justru, pajak bagi barang impor harus dinaikkan.

"Harus kau punya cadangan devisa. Harus punya surplus anggaran, itu yang tidak ada," sesalnya.

Kemudian ketiga, menteri keuangan harus mengambil langkah tegas dengan mengaudit semua wajib pajak. Utamanya yang kelas kakap.

"Suruh Sri Mulyani audit pajak, siapa yang nggak bayar pajak masuk penjara. Apa pernah? Pemerintah harus tegas. Lihat Singapura, masuk penjara kau. Ini negara apa ini, kau malah kasih amnesti pajak," pungkasnya.[lov]


Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya