Berita

Bisnis

Save Rupiah; Pecat Darmin Dan Sri Mul!

JUMAT, 07 SEPTEMBER 2018 | 07:35 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

Presiden Joko Widodo diminta segera memecat Menko Perekonomian Darmin Nasution dan Menteri Keuangan Sri Mulyani karena terbukti gagal menyelamatkan rupiah.

"Ambruknya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat tidak terlepas dari peran Darmin Nasution dan Sri Mulyani yang serampangan mengelola ekonomi Indonesia," kata Ketua Presidium Perhimpunan Masyarakat Madani (Prima), Sya'roni, di Jakarta, Kamis (6/9).

Presiden Jokowi, sebut Sya'roni, harus segera melakukan penyelamatan agar tidak terjadi krisis ekonomi yang menyengsarakan rakyat.


Pada 4 September 2018, rupiah telah melewati batas psikologis Rp 15.000 per dolar AS. Pelemahan rupiah diprediksi bakal terus berlanjut mengingat berbagai indikator ekonomi saat ini tidak menguntungkan pada penguatan rupiah. Misalnya nilai impor yang lebih besar dari ekspor, pembayaran hutang dalam jumlah yang cukup besar, dan adanya aliran dana ke luar negeri.

"Bukan tidak mungkin Indonesia akan memasuki fase krisis mata uang dan akhirnya mengantarkan kepada terjadinya krisis ekonomi," papar Sya'roni.

Ambruknya rupiah, Sya'roni mengingatkan, akan berdampak buruk bagi perekonomian. Barang-barang yang mengandung unsur impor akan terkerek naik harganya. Para debitur akan merogoh saku yang lebih dalam untuk membayar hutangnya karena pihak perbankan menaikkan suku bunga.

Namun sayang situasi gawat yang saat ini sedang dipikirkan sebagaian rakyat Indonesia ternyata dianggap menguntungkan oleh Darmin dan Sri Mul. Dalam berbagai kesempatan dia .engeluarkan statmen yang tidak mencerminkan akan adanya krisis mata uang. Sri Mul beranggapan penurunan Rp 100 akan menambah pemasukan pemerintah Rp 1,7 triliun.

Menggenjot hutang hingga hampir mencapai Rp 5.000 triliun dan impor yang naik tajam adalah bukti Darmin dan Sri Mul serampangan mengelola ekonomi. Dampaknya adalah hampir semua indikator menunjukkan tren yang memburuk. Misalnya, transaksi berjalan sudah mengukuhkan -4,89 miliar dolar AS atau setara dengan minus -3,04 % dari GDP. Neraca Perdagangan medio Januari-Juli 2018 juga mencatat angka defisit sebesar -3,02 miliar dolar AS.

"Save rupiah, save Indonesia. Pecat Menko Perekonomian dan Menteri Keuangan!" demikian Sya'roni.[dem]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya