Badan Pusat Statistik (BPS) merilis perkembangan harga beras baik kualitas medium maupun premium selama Agustus 2018.
Tercatat, harga beras medium di tingkat penggilingan mengalami penurunan menjadi Rp 9.172 per kg atau 0,28 persen.
Harga ini pun lebih rendah dibanding bulan sebelumnya yakni Rp 9.198 per kg.
Menanggapi hal tersebut, Anggota Komisi IV DPR RI Andi Akmal Pasluddin menilai penurunan harga beras ini harus diakui karena serap gabah yang dilakukan pemerintah berjalan optimal. Akibatnya, stok beras sebagai cadangan beras nasional aman.
Menanggapi hal tersebut, Anggota Komisi IV DPR RI Andi Akmal Pasluddin menilai penurunan harga beras ini harus diakui karena serap gabah yang dilakukan pemerintah berjalan optimal. Akibatnya, stok beras sebagai cadangan beras nasional aman.
“Produksi padi tahun ini diprediksi 45 juta ton beras, sedangkan konsumsi masyarakat mencapai 33 juta ton. Berarti ada surplus atau kelebihan 12 juta ton,†ujar Akmal di Jakarta, Rabu (5/9).
Data BPS menyebutkan harga beras di tingkat penggilingan turun 0,28 persen. Harga beras kualitas premium di tingkat penggilingan turun 0,65 persen menjadi Rp 9.458 per Kg. Begitu pun harga beras kualitas rendah juga turun 0,42 persen menjadi Rp 8.977 per Kg.
Tercukupinya ketersediaan beras nasional yang disebabkan melimpahnya produksi gabah untuk komoditas beras dari Kementan, menuai pujian dari Akmal.
Maka dari itu, untuk menjaga stabilitas harga beras, Anggota DPR Fraksi PKS itu meminta pemerintah agar distribusi beras ke pasaran dan penyerapan produksi gabah dari petani semakin terus ditingkatkan.
“Kalau distribusi beras ke pasar lancar, tidak akan ada gejolak harga. Petani dan konsumen sama-sama untung,†pungkasnya.
[jto]