Berita

Sri Edi Swasono/RMOL

Bisnis

Sri Edi Swasono: Anjloknya Rupiah Akibat Rakyat Kurang Percaya Pemerintah

JUMAT, 31 AGUSTUS 2018 | 20:06 WIB | LAPORAN:

Anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang mencapai Rp 14.825 turut ditanggapi Guru Besar Ekonomi Universitas Indonesia (UI) Prof. Sri Edi Swasono.

Menurutnya, kondisi rupiah saat ini disebabkan defisit atau kekurangan dalam anggaran, defisit neraca berjalan, dan defisit perdagangan. Selain juga berkurangnya kepercayaan masyarakat terhadap keadaan ekonomi nasional.

"Tentu banyak yang ragu atas perekonomian. Jadi, yang paling penting merosotnya dolar itu di samping defisit kemudian defisit anggaran kemudian perdagangan kemudian defisit neraca berjalan yang penting adalah kepercayaan masyarakat. Ya masyarakat barangkali tidak mantap dengan keadaan ekonomi. Kalau tidak mantap dengan tidak merasa sreg dengan keadaan ekonomi ya tidak percaya pada rupiah," terangnya kepada Kantor Berita Politik RMOL di KAHMI Center, Jakarta, Jumat (31/8).


Misalnya, menurut Prof. Edi, banyak kebutuhan dalam negeri yang harus diimpor karena tidak bisa dipenuhi sendiri.

"Kalau semua tidak percaya, rakyat tidak percaya itu yang terjadi. Di samping yang dikatakan alasan ekonomis teknis seperti defisit, selama rakyat tidak percaya dengan kemampuan para pengelola ekonomi, ya begini," katanya.

Prof. Edi menyarankan, terkait kondisi ekonomi saat ini, pemerintah harus meningkatkan kepercayaan rakyat.

"Misalnya Federal Reserve System (FED) menaikkan suku bunga, itu ya ada efeknya. Tapi yang paling menentukan adalah psikologi dari masyarakat. Itu paling penting meskipun ada yang teknis tadi," jelas mantan anggota MPR RI dari utusan golongan tersebut. [wah]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya