Berita

Foto/Net

Bisnis

Aliran Dana Asing ke Indonesia Bakal Seret

Argentina Kena Krisis
JUMAT, 31 AGUSTUS 2018 | 09:56 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Ekonomi Argentina di ambang krisis. Nilai tu­kar mata uang Peso terh­adap dolar AS mengalami pelemahan sangat tajam, sebesar 40 persen dalam kurun waktu 4 bulan. Aki­batnya, inflasi naik tinggi sehingga harga barang di negeri Tango tidak wajar. Argentina menjadi negeri ketiga yang mengalami guncangan ekonomi setelah sebelumnya Turki dan Bra­sil. Negara-negara berkem­bangan seperti sedang bergantian alami krisis. Bagaimana pengaruhnya dengan Indonesia?

Ekonom Senior Bank Mandiri Andry Asmoro me­nilai, krisis pada ketiga neg­ara itu akan mempengaruhi arus modal asing yang masuk ke negara berkembang, ter­masuk Indonesia. Hal ini tentu menjadi perhatian in­vestor sebelum investasi.

"Perdagangan impactnya nggak ada exposure yang banyak, tapi ke finansial melalui aliran modal. Karena sekarang yang susah ditebak itu kan capital flow," ujarnya di Jakarta, kemarin.


Dia menjelaskan, depre­siasi mata uang ketiga negara tersebut merupakan hal yang lumrah. Sebab banyak pihak yang telah memprediksi hal itu sejak awal tahun ini. "Kami proyeksi ini gan­tian saja, Turki, Argentina, Brasil. Itu hal yang lumrah dalam negara berkembang," katanya.

Menurut Andry, keuan­gan Indonesia sat ini cukup baik dibandingkan negara berkembang lain. Walau memiliki defisit transaksi berjalan atau current ac­count deficit (CAD) cukup lebar. Namun, CAD menca­pai 13,7 miliar dolar AS atau 2,6 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) se­lama semester I ini masih tergolong sehat.

Dia menyebutkan, jika dilihat dari data mulai dari pertimbuhan ekonomi, in­flasi, kurs, utang, dan neraca pembayaran, Indonesia be­rada di peringkat ketujuh, satu tingkat di atas Rusia. Sementara di peringkat per­tama dipegang oleh Korea Selatan. Sedangkan di per­ingkat paling buncit yakni Turki.

Kepala Riset BNI Sekuri­tas Norico Gaman menilai, kondisi di Argentina bisa saja terjadi di Indonesia jika pemerintah tak mampu mengelola perekonomian dan anggaran negara dengan baik.

Menurutny, idealnya de­fisit neraca berjalan tidak dibiayai oleh utang luar neg­eri melainkan dari penda­patan pajak dan investasi asing di sektor riil. "Ini un­tuk mengurangi volatilitas pelarian modal asing jangka pendek," ujarnya.

Untuk diketahui, Pe­merintah Argentina telah mengajukan percepatan pencairan utang atau pinja­man kepada Internation­al Monetary Fund (IMF) sebesar 50 miliar dolar AS atau setara Rp 730 triliun. Permohonan percepatan ini diajukan oleh Presiden Argentina Mauricio Macri untuk memperbaiki krisis ekonomi yang saat ini se­dang dihadapi. ***

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya