Berita

Rizal Ramli/Net

Bisnis

Rupiah Terus Merosot, RR: Perlu Cara Inovatif Dan Terobosan Untuk Keluar Dari Kondisi Pre-Krisis

JUMAT, 31 AGUSTUS 2018 | 05:02 WIB | LAPORAN: SUKARDJITO

. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika terus merosot. Hal ini menjadi kekhawatiran sejumlah pihak.

Ekonom senior, DR. Rizal Ramli mengungkapkan, tim ekonomi Presiden Jokowi memang tidak mampu melakukan simulasi dan antisipasi 6-12 bulan ke depan dan banyak kecolongan.  

“Itulah mengapa resiko makro-ekonomi Indonesia terus meningkat 2 tahun terakhir, ditambah faktor eksternal. Kebiasaan ABS bisa membuat kehilangan kontrol,'' kata RR.


Rizal mengingatkan, ketika krisis 1998, RI memiliki tabungan: net eksportir oil 1,3 juta barel/hari, kapasitas berlebih sawit, karet, coklat, kopra dan lain-lain.

Ketika rupiah anjlok ke Rp15.000 per dolar AS, eksportir  terutama di luar Jawa kaya dadakan.  

“Hari ini kita tidak punya tabungan: Net impotir oil 1,1 juta barel/hari dan tidak ada excess capacity di Komoditi. Walaupun rupiah sudah mendekati Rp15.000 per dolar A,  tidak ada lonjakan ekspor, bahkan neraca perdagangan semester 1, 2018 negatif. Perlu cara-cara inovatif dan terobosan untuk keluar dari kondisi pre-krisis ini,'' tutup mantan Menko Keuangan era Presiden Gus Dur ini.

Pergerakan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah hari ini masih menunjukkan penguatan. Mata uang negeri Paman Sam bahkan terus melanjutkan rekor tertinggi dalam tiga tahun terakhir dengan berada pada level Rp 14.729.

Diikuti dari data perdagangan Reuters, Kamis (30/8), dolar AS bergerak di level Rp 14.660 hingga 14.729.

Angka tersebut tertinggi dalam tiga tahun terakhir namun masih kalah dari rekor Rp 14.855 yang terjadi pada 24 September 2015. Namun, ini merupakan rekor tertinggi dolar AS di 2018. [jto]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya