Berita

Ilustrasi/net

Nusantara

Harga Pangan Stabil Jaga Daya Beli Masyarakat

RABU, 29 AGUSTUS 2018 | 15:13 WIB | LAPORAN:

Stabilnya harga pangan memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia, salah satunya adalah menjaga nilai inflasi. Untuk itu, pemerintah sebaiknya tidak perlu memandang impor sebagai opsi yang merugikan.

Kepala Penelitian Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Hizkia Respatiadi mengatakan, impor hanya salah satu instrumen untuk menstabilkan harga pangan di dalam negeri. Dengan masuknya barang dan jasa dari luar negeri maka konsumen akan memperoleh harga yang kompetitif dan lebih terjangkau.

"Hal ini akan membuat daya beli mereka meningkat, sehingga mereka dapat mengalokasikan dana lebih besar untuk membeli bahan makanan berkualitas, layanan kesehatan dan juga pendidikan. Pada akhirnya, hal ini akan meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan mendukung pertumbuhan ekonomi," jelasnya kepada wartawan, Rabu (29/8).


Dia menjelaskan, untuk Indonesia, meski neraca perdagangan bahan pangannya defisit, PDB-nya justru bertumbuh hingga 5,07 persen. Dengan demikian, semestinya Indonesia tidak perlu khawatir karena masih mengimpor sebagian besar bahan pangan. Pada bulan Ramadan dan Idul Fitri lalu, Badan Pusat Statistik menyatakan inflasi merupakan yang terendah selama beberapa tahun terakhir yaitu hanya 0,21 persen.

Jumlah itu lebih kecil ketimbang inflasi selama bulan Ramadan 2017 yang mencapai 0,39 persen dan tahun 2016 yang berkisar antara 0,66 persen dan 0,69 persen.

"Harga pangan yang cenderung lebih stabil dinilai turut andil dalam menurunkan tingkat inflasi selama Bulan Ramadan dalam dua tahun terakhir. Meskipun kita tetap memberikan apresiasi terhadap kerja keras Satgas Pangan, namun kita tidak selayaknya melupakan peran impor dalam menjaga kestabilan harga," papar Hizkia.

Laporan Statistik Impor BPS menunjukkan impor beras menjelang dan selama Ramadan di tahun 2016 tercatat sebesar 26.193 ton. Sedangkan pada Ramadan 2017, Indonesia mengimpor sekitar dua kali lipat lebih banyak yaitu 59.586 ton. Pemerintah juga mengimpor daging sapi sebesar 16.119 ton selama Ramadan tahun 2016, sedangkan di Ramadan 2017 jumlah impornya mencapai 22.632 ton atau sekitar 40,4 persen lebih banyak dibandingkan Ramadan 2016.

Hizkia mengatakan, meski harga di Bulan Ramadan 2018 diklaim lebih terkendali namun jika mau melihat ke luar sedikit maka sesungguhnya harga bahan makanan masih tergolong lebih mahal dibanding negara-negara tetangga.

Data CIPS menunjukkan pada pertengahan Ramadan 2018, harga beras di pasar swalayan di Jakarta mencapai Rp 12.560 per kilogram, lebih mahal daripada di pasar swalayan di Bangkok yaitu Rp 6065 per kilogram, Kuala Lumpur Rp 9008 per kilogram maupun di Singapura Rp 12.375 per kilogram.

Harga telur ayam di Jakarta mencapai Rp 22.450 per kilogram, lebih mahal daripada Singapura Rp 17.304 per kilogram dan Bangkok Rp 18.459 per kilogram. Harga daging sapi di Jakarta mencapai Rp 160.550 per kilogram, lebih mahal daripada di Manila Rp 88.712 per kilogram, Malaysia Rp 106.368 per kilogram dan Singapura Rp 144.731 per kilogram.

"Tingginya harga bahan pangan di Indonesia menunjukkan bahwa pemerintah masih memiliki pekerjaan rumah untuk diselesaikan. Perlu juga dipikirkan dampak dari hal ini bagi masyarakat selama beberapa tahun ke depan terutama bagi mereka yang berasal dari keluarga pra sejahtera. Apa untungnya bagi mereka ketika neraca perdagangan surplus tapi harga tidak bisa mereka jangkau,: demikian Hizkia. [wah]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

KPK Usut Pemberian Rp3 Miliar dari Satori ke Rajiv Nasdem

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:08

Rasio Polisi dan Masyarakat Tahun 2025 1:606

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:02

Tilang Elektronik Efektif Tekan Pelanggaran dan Pungli Sepanjang 2025

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:58

Pimpinan DPR Bakal Bergantian Ngantor di Aceh Kawal Pemulihan

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:47

Menag dan Menko PMK Soroti Peran Strategis Pendidikan Islam

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:45

Jubir KPK: Tambang Dikelola Swasta Tak Masuk Lingkup Keuangan Negara

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:37

Posko Kesehatan BNI Hadir Mendukung Pemulihan Warga Terdampak Banjir Bandang Aceh

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:32

Berikut Kesimpulan Rakor Pemulihan Pascabencana DPR dan Pemerintah

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:27

SP3 Korupsi IUP Nikel di Konawe Utara Diterbitkan di Era Nawawi Pomolango

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:10

Trump ancam Hamas dan Iran usai Bertemu Netanyahu

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:04

Selengkapnya