Berita

Ilustrasi/Net

Bisnis

Parlemen Tolak Rencana Impor Beras

SELASA, 28 AGUSTUS 2018 | 03:12 WIB | LAPORAN:

Komisi IV dan VI DPR kompak menolak kebijakan Pemerintah soal izin impor beras sebesar 1 juta ton. Komisi IV (yang membidangi pertanian) dengan Komisi VI (yang membidangi perdagangan) akan segera melakukan koordinasi dan rapat bersama untuk membahas masalah impor itu.

Wakil Ketua Komisi IV DPR Roem Kono menyebut, koordinasi dan rapat bersama itu penting untuk mencari solusi atas kebijakan impor tersebut. Sebab, kebijakan itu berdampak buruk para petani dan juga konsumen Indonesia. Bagi petani, kebijakan itu bisa membuat harga beras hasil produksi mereka anjlok. Sedangkan bagi konsumen, kadang-kadang, kualitas beras impor itu buruk.

“Koordinasi lintas komisi ini diperlukan. Kami tidak ingin akibat kebijakan itu, petani atau pun konsumen dirugikan,” jelas Roem Kono, di Jakarta, Senin (27/8).


Dia pun mempertanyakan data yang dipakai Pemerintah untuk mengeluarkan izin impor tersebut. Sebab, berdasarkan data di Bulog, cadangan beras nasional masih aman. Jumlahnya di atas 1,5 juta ton. Hasil kunjungan dia saat reses lalu juga menunjukkan bahwa pasokan dan harga beras di daerah aman-aman saja. “Kalau ada stok, jangan ada impor,” tegasnya.

Sementara Anggota Komisi VI DPR Darmadi Durianto setuju dengan pernyataan Roem Kono. Kata dia, koordinasi dan rapat bersama antara Komisi IV dan Komisi VI memang diperlukan. Alasannya, berdasarkan pengakuan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, keputusan impor tersebut dibuat berdasarkan rapat koordinasi yang dipimpin Menko Perekonomian Darmin Nasution.

“Jadi, katanya, itu bukan semata-mata keputusan satu menteri. Disetujui seluruh menteri, baik Kemendag (Kementerian Perdagangan), Kementan (Kementerian Pertanian), juga Bulog. Jadi, kalau mau panggil, sekalian panggil semuanya. Termasuk Menko Darmin. Sebab, yang menyetujui di sini Darmin,” kata politisi PDIP ini.

Dengan rapat bersama itu, sambungnya, DPR bisa mengetahui secara valid dan komprehensif dasar Pemerintah memutuskan impor beras. Penjelasan yang diterima juga bisa utuh, tidak hanya berdasar satu versi.

“Apa dasar impor? Kenapa diputuskan impor segitu banyak? Tentu itu nanti bisa dijawab bersama. Karena kalau panggil satu-satu menteri, nanti saling menyalahan. (Kementerian) Perdagangan salahkan (Kementerian) Pertanian. (Kementerian) Pertanian juga salahkan (Kementerian) Perdagangan. Jadi saling menyalahkan. Kalau dipertemukan, tidak bisa lagi. Yang bisa jawab itu ya tim ekonomi itu,” jelas dia. [jto]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya