Berita

Foto/Net

Bisnis

Bandara Kulon Progo Bakal Tersambung Tol Yogya-Solo

Adhi Karya Gandeng Grup Gama
KAMIS, 23 AGUSTUS 2018 | 10:23 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA) di Kulonprogo direncanakan tersambung dengan akses tol Yogyakarta-Solo. Tol tersebut menelan nilai investasi sebesar Rp 19 triliun.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan, pemban­gunan proyek tol Yogyakarta-So­lo harus sudah dimulai dibangun pada tahun 2019. Pemerintah te­lah mempercayakan pengerjaan proyek tersebut kepada Badan Usaha Milik Negara dan peru­sahaan swasta. Mereka adalah PT Adhi Karya (Persero) Tbk dengan Grup Gama yang siap berkongsi memulai konstruksi ruas tol Yogyakarta-Solo pada tahun depan.

Direktur Utama Adhi Karya Budi Harto menuturkan, peker­jaan Tol Yogyakarta-Solo me­mang membutuhkan dana besar. Pasalnya, ada bagian yang akan dibuat melayang atau elevated. Konstruksi melayang menurut­nya menjadi salah satu faktor nilai investasi pembangunan tol mencapai Rp 19 triliun.


Dia bilang, konstruksi me­layang membutuhkan biaya tiga kali lebih banyak dibandingkan dengan konstruksi tapak tanah. Disebutkan, sebagian segmen ruas tol Yogyakarta-Solo perlu dibangun dengan konstruksi melayang atau elevated sepan­jang 15 km.

Untuk diketahui, konstruksi melayang menjadi jalan tengah rencana pembangunan jalan tol yang melintas wilayah Yogya­karta. Sebelumnya, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengkubu­wono X menolak rencana pem­bangunan jalan tol bila ada pembebasan lahan di daerah Prambanan. Raja Yogyakarta itu khawatir pembebasan lahan akan menghilangkan sejumlah situs yang belum terindentifikasi dan diverifikasi.

Budi pun berharap proses-proses menuju tahap pemban­gunan tol dengan panjang sekitar 70 kilometer ini dapat segera dilaksanakan. "Jadi Tahun 2019 bisa langsung fisik yang diker­jakan. Bagi kami ini proyek tol paling besar," cetus Budi.

Dia mengatakan, dokumen prakarsa berupa feasibility study telah diajukan kepada pemerin­tah beberapa waktu lalu. Adhi memastikan bakal berkolaborasi dengan swasta dalam menggarap proyek tersebut. "Kami joint dengan swasta, porsi Adhi 40 persen. Partnernya ada Gama Group," kata Budi.

Menurutnya, ruas tol tersebut menjadi tonggak baru perseroan dalam bisnis tol. Pasalnya, sela­ma ini Adhi Karya belum pernah berkecimpung secara menda­lam untuk investasi jalan tol. Berdasarkan laporan keuangan Adhi Karya, sejauh ini perseroan tercatat berpartisipasi dalam ruas tol Bali-Mandara dengan porsi hanya 2 persen. Budi menutur­kan, di ruas Solo - Yogyakarta, Adhi Karya mengempit porsi 40 persen sedangkan 60 persen sisanya berasal dari partisi­pasi Grup Gama dan perusahaan swasta lainnya.

Perlu diketahui, Grup Gama sendiri berkiprah di bisnis prop­erti lewat entitas Gamaland. Grup ini dimiliki Ganda dan Martua Sitorus, pemilik Grup Wilmar. "Kami sudah menga­jukan diri sebagai pemrakarsa bersama Gama Group dan DMT (Daya Mulia Turangga). Kami berharap tahun ini bisa dilelang sehingga tahun depan sudah bisa konstruksi fisik," ujarnya.

Berdasarkan data Badan Pen­gatur Jalan Tol, Adhi Karya telah mengusulkan ruas tol yang membentang dari Cilacap - Yo­gyakarta - Solo sepanjang 213 kilometer. Total investasi untuk membangun jalan tol tersebut diestimasi mencapai Rp 46,9 triliun.

Menteri PUPR Basuki Had­imuljono mengatakan, pem­bangunan jalan tol Yogyakarta-Solo tahun ini diusahakan masuk proses tender. "Tahun depan harus sudah berjalan proses pembangunannya. Tahun ini harus ditender karena pemra­karsanya kan sudah disetujui," ujar Basuki.

Basuki menerangkan, tol Yo­gyakarta-Solo nantinya akan dibuat elevated atau melayang. Keputusan memilih konsep me­layang ini kata Basuki merupa­kan hasil kesepakatan sejumlah pihak terkait.

"Yogyakarta ini sudah sempit. Kalau pembebasan lahan tam­bah berapa hektare nanti tanah hilang. Ini (jalan tol Yogyakarta-Solo) dibangun di jalan nasional, di atas. Kayak di Jakarta-Cikam­pek," terang alumni Geologi UGM ini. ***

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya