Berita

Muhaimin Iskandar/Net

Wawancara

WAWANCARA

Muhaimin Iskandar: Tak Masalah Mahfud MD Jadi Tim Prabowo, Hidup Mesti Ada Kecewa & Senang, Biasalah

SELASA, 21 AGUSTUS 2018 | 09:51 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Dibalik keputusan Jokowi memilih Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, KH Ma'aruf Amin sebagai cawapresnya, terdapat kekecewaan yang dialami akar Hukum Tata Negara, Mahfud MD. Sebab sebelumnya, bekas Ketua Tim Sukses Probowo Subianto pada Pilpres 2014 itu dirumorkan menjadi kandidat kuat pendamp­ing Jokowi. Akan tetapi di akhir penutupan pendaftaran capres, Jokowi lebih memilih Kiyai Ma'aruf dibanding Mahfud.

Di salah satu stasiun televisi swasta, Mahfud secara terbu­ka menjelaskan kisah di balik kegagalannya mendampingi Jokowi. Pria kelahiran Madura itu menyebutkan beberapa tokoh Nahdlatul Ulama, serta pet­inggi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menjadi dalang di balik kegagalannya maju sebagai cawapres Jokowi.

Terlebih lagi, putri mantan Presiden Abdurrahman Wahid, Yenny Wahid menegaskan sikap NU tidak bisa diwakili oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama alias PBNU yang ban­yak diisi politisi PKB. Lantas bagaimana tanggapan Ketua Umum (Ketum) PKB, Muhaimin Iskandar terkait hal ini? Berikut pemaparan sepengkapnya.


Sebagi ketum partai ber­basis warga Nahdliyin, ba­gaimana Anda menyikapi Mahfud yang membeberkan kisah gagalnya menjadi bakal cawapres Jokowi?
Saya tidak tahu apakah ada yang kecewa. Hidup mesti ke­cewa dan juga ada yang senang. Biasa itu mah.

Putri almarhum Gus Dur, Yenny Wahid mengatakan meskipun Ma'ruf Amin men­jadi cawapres, suara NU tidak bakal bulat dukung Jokowi. Bagaimana itu?

Kata siapa? Kita buktikan saja. Saya telah membuktikan 11 juta suara solid di tahun 2014 bersama Kiyai Ma'ruf. 11 juta lho angka yang cukup besar itu.

Dengan ada pernyataan Yenny Wahid dan Mahfud MD, apakah Anda khawatir suara NU terpecah?
Dari dulu biasa perbedaan pendapat di NU, wajar. Akan tetapi yang paling penting pada akhirnya itu kebersamaan dan solidaritas persatuan. Hal demikan pasti akan menjadi komitmen semua.

Jadi suara NU tetap bakal solid?
Insya Allah simbol Kiyai Ma'ruf sangat cukup ya.

Langkah konkret apa yang dilakukan PKB untuk memas­tikan suara NU benar-benar solid?
Tinggal gerilya di bawah bah­wa orang NU wajib pilih NU.

Bagaimana perkembangan tim sukses Jokowi-Ma'ruf?
Soal timses sepenuhnya ke­wenangan Pak Presiden sebagai capres. Saya tidak dilibatkan dalam penyusunan di timses.

Nama-nama timses mung­kin sudah ada pada ketum partai koalisi?
Tidak, sepenuhnya kami se­rahkan ke beliau.

Mahfud MD menolak jadi ketua tim pemenangan, bagaimana itu?
Ya tidak apa-apa.

Memangnya siapa yang me­nawarkan Mahfud MD men­jadi timses Jokowi-Ma'ruf?
Saya tidak tahu. Toh yang nawari siapa yang ditawari siapa. Tidak jelas sekarang yang nawari itu siapa dan yang dita­wari itu siapa.

Kalau Mahfud MD tidak dirangkul, suara NU akan terpecah?

Tidak tahu. Kiyai Ma'ruf cukup menjadi simbol perekat NU seluruh Indonesia. Beliau figur yang cukup untuk modal menkonsolidir suara NU dan Partai Kebangkitan Bangsa.

Untuk kembali merangkul Mahfud MD bagaimana?

Saya tidak tahu siapa yang me­nawari Pak Mahfud. Sedangkan apakah sudah menolak atau menerima saya belum tahu. Siapa yang nawari juga kok.

Tidak jadi masalah sean­dainya Mahfud MD ditarik kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno?
Tidak masalah. Tahun 2014 juga ada (Pak Mahfud). Tapi ya artinya kalau mau jadi bagian dari Pak Jokowi bagus. Sebab itu yang kami harapkan.

Apa kendalanya sehing­ga pemilihan Ketua Timses Jokowi-Ma'ruf seolah lama?

Ya memang harus rapi. Toh orang yang mempunyai kemam­puan, kemauan, motivasi, dan juga menyimpan rahasia. Kalau tidak bahaya, ya kalau tidak menyimpan rahasia.

Apakah ada pertimbangan politik di dalam pemilihan ketua timses Jokowi-Ma'ruf?
Tidak, yang nomor satu itu kualitas, integritas kemampuan, kemudian mau berkorban.

Yang pasti bukan non-par­pol?
Tidak tahu sebab sepenuh­nya capres yang menentu­kan. ***

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi Akhir Tahun 2025 Tidak Alamiah

Jumat, 26 Desember 2025 | 22:08

Lagu Natal Abadi, Mariah Carey Pecahkan Rekor Billboard

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:46

Wakapolri Kirim 1.500 Personel Tambahan ke Lokasi Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:45

BNPB: 92,5 Persen Jalan Nasional Terdampak Bencana Sumatera Sudah Diperbaiki

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:09

Penerapan KUHP Baru Menuntut Kesiapan Aparat Penegak Hukum

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:37

Ancol dan TMII Diserbu Ribuan Pengunjung Selama Libur Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:26

Kebijakan WFA Sukses Dongkrak Sektor Ritel

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:56

Dua Warga Pendatang Yahukimo Dianiaya OTK saat Natal, Satu Tewas

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:42

21 Wilayah Bencana Sumatera Berstatus Transisi Darurat

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:32

Jangan Sampai Aceh jadi Daerah Operasi Militer Gegara Bendera GAM

Jumat, 26 Desember 2025 | 18:59

Selengkapnya