Berita

Foto/Net

Bisnis

Pengusaha Ngarep Insentif

Semangat Genjot Ekspor
SELASA, 21 AGUSTUS 2018 | 09:49 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Pengusaha mengaku akan menggenjot ekspor guna membantu pemerintah dalam meningkatkan devisa. Namun, mereka meminta pemerintah memperlonggar aturan agar kegiatan ekspor tidak terhambat.

Direktur Eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) Sahat Sinaga mengatakan, pengusaha akan mendukung pemerintah untuk meningkatkan devisa.

"Tapi kalau devisa mau naik, kuncinya ekspor harus diper­mudah," ujarnya kepada Rakyat Merdeka, kemarin.


Ia mengatakan, salah satu con­toh kemudahan yang mesti di­lakukan pemerintah adalah den­gan mengevaluasi kebijakan.

"Sekarang kami mau ting­katkan ekspor. Tapi masih ada aturan yang menyulitkan. Pung­utan masih besar. Itu kami minta diperlonggar," ungkapnya.

Ekspor akan cepat berkem­bang jika pemerintah berani mengevaluasi kebijakan yang menghambat ekspor. Apalagi, Indonesia memiliki kesempatan untuk tumbuh besar.

"Gimana keberanian pemerintah. Kalau ada insentif lebih baik," tuturnya.

Ia berharap, pemerintah mulai memberikan perhatian khusus kepada industri minyak goreng untuk menjaga agar harga dan ekspor tidak merosot. Pemerintah juga perlu membuat kebijakan untuk meningkatkan produksi dan konsumsi di dalam negeri.

Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat menyebutkan, pemerintah Indo­nesia harus pandai dalam me­manfaatkan kondisi global guna memacu ekspor dan menggenjot penerimaan devisa. Salah satunya dengan menangkap peluang bisnis yang ditinggalkan oleh China.

"China sedang memperketat aspek lingkungan di industrinya, seperti di sektor tekstil. Makanya kita harus manfaatkan itu untuk ambil pasar yang ditinggalkan melalui sejumlah perjanjian dagang," ujarnya.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, ekspor diperkirakan akan terpengaruh dari sentimen eksternal. Yakni perkiraan pertumbuhan volume perdagangan dunia yang tumbuh tidak setinggi tahun sebelumnya sehingga menjadi tantangan dalam kinerja ekspor.

"Ekspor kita cukup tinggi namun impor kita juga tinggi. Tahun depan relatif lebih lemah karena ada risiko ini," katanya.

Untuk diketahui, pertumbuhan ekspor tahun 2019 ditargetkan sebesar 6,6 persen. Hingga semes­ter I-2018, ekspor hanya tumbuh sebesar 6,9 persen. Sementara impor pada tahun 2019 diproyeksi tumbuh sebesar 7,4 persen.

Hingga semester I-2018, per­tumbuhan impor tercatat sebe­sar 13,9 persen. "Oleh karena itu, diperlukan kebijakan yang dapat mendorong pertumbuhan ekspor Indonesia lebih tinggi," ungkapnya.

Sebelumnya, Menteri Per­industrian Airlangga Hartarto menyebutkan, sektor industri sangat berkontribusi dalam pen­capaian ekspor nasional. Kontri­busi ekspor sektor industri terus mengalami peningkatkan.

Total ekspor pada semester I-2018 sebesar 63,01 miliar dolar AS. Sedangkan pada periode yang sama tahun lalu hanya 59,81 miliar dolar AS. Artinya kenaikan ekspor sektor industri mencapai 5,35 persen.

"Kontribusi industri itu tertinggi dibandingkan sektor yang lain dan kalau kita lihat pertum­buhan kuartal per kuartal itu terjadi peningkatan," ujarnya.

Airlangga menuturkan, dari capaian ekspor sektor industri sebesar 110,50 miliar dolar AS pada 2016 diperkirakan pada 2019 akan meningkat menembus 143,32 miliar dolar AS. "Kontri­busi industri di dalam PDB itu sebesar 19,8 persen. Kedua itu pertanian 13,63 persen dan perda­gangan 12,9 persen," imbuhnya.

Sementara, jika dilihat dari neraca perdagangan, industri sudah cukup positif. Khususnya untuk barang-barang kayu, ba­rang kertas, furniture, dan barang pakaian jadi pada 2018 lebih tinggi dari 2017. ***

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya