Berita

Ilustrasi/Net

Politik

Putri Gus Dur: Suara NU Tidak Bulat Ke Satu Calon

SENIN, 20 AGUSTUS 2018 | 20:03 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

Putri Presiden RI ketiga Abdurrahman Wahid, Yenny Wahid menegaskan suara warga Nahdlatul Ulama tidak terfokus pada satu partai atau tokoh dalam pemilu.

Misalnya pada pemilihan presiden, Nahdliyin tidak pernah bulat mendukung salah satu calon.

"Dari dahulu suara Nahdliyin tak pernah utuh hanya salah satu calon. Dari dahulu itu kita lihat sejarah NU saja, bahkan ketika salah satu tokoh NU ikut dalam kontestasi politik KH Hasyim Muzadi suara warga NU tidak bulat," jelas Yenny saat menghadiri istighosah kubro warga Nahdliyin di Koja, Jakarta, Senin (20/8)


Acara istighosah kubro digelar warga Nahdliyin Koja dalam memperingati Hut ke-73 RI. Acara sekaligus doa bersama 1001 Surat Al Fatihah untuk sang inspirator pendiri NU seperti KH Mohammad Kholil Bangkalan, KH Hasyim Asy'ari serta KHR As'ad Syamsul Arifin. Acara diselenggarakan sebagai peringatan bagi PBNU agar mengembalikan NU ke khittahnya.

Untuk diketahui, pada Pilpres 2019, salah satu pasangan capres adalah kader NU yakni KH Ma'ruf Amin. Bahkan, secara blak-blakan sebagian pengurus struktural PBNU mendukungnya dalam pilpres.

Diingatkan Yenny, secara lembaga dan institusi, NU semestinya tidak boleh terlibat dalam politik praktis. Akan tetapi, untuk pilihan masing-masing Nahdliyin, NU membebaskannya. Sebab banyak warga NU tersebar di berbagai partai seperti di PPP, PKB, Golkar, Demokrat ataupun Gerindra.

Direktur The Wahid Institute itu mengimbau NU kembali sesuai kepada khittahnya sebagai lembaga keumatan. Ini sudah menjadi keputusan bersama para pendiri NU serta para kiai.

"NU memang sudah seharusnya berjalan sesuai khittah," kata Yenny.

Di luar itu, Yenny mengaku mendukung apapun keputusan Mahfud MD usai batal terpilih sebagai bakal pendamping Jokowi.

"Yang terbaik saja Pak Mahfud. Apapun keputusan Pak Mahfud kita hargai, dukung," tegasnya.

Sementara itu, Ketum Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Keluarga Madura (Ikama) Muhammad Rawi mengingatkan, NU dibuat untuk menyatukan umat sehingga secara organisasi harus selalu netral dalam persaingan politik 2019.

"Ormas NU dulu didirikan oleh para kiai dan sesepuh bangsa untuk menyatukan umat, mengajak pada kebaikan dan kebenaran. Sama sekali bukan untuk tujuan politik praktis. Maka demikian pula sekarang, kembali ke khittah," jelasnya.

Dia sengaja menyelenggarakan acara dengan tema 'Kembalikan NU Ke Khittah 1926 Sebagai Payung Bangsa' karena ingin mengembalikan NU sebagai pengayom dan pemersatu umat.

"Jangan terjebak pertarungan politik yang mengancam persatuan bangsa," demikian Kiai Rawi. [wah]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kepuasan Publik Terhadap Prabowo Bisa Turun Jika Masalah Diabaikan

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:46

Ini Alasan KPK Hentikan Kasus IUP Nikel di Konawe Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:17

PLN Terus Berjuang Terangi Desa-desa Aceh yang Masih Gelap

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:13

Gempa 7,0 Magnitudo Guncang Taiwan, Kerusakan Dilaporkan Minim

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:45

Bencana Sumatera dan Penghargaan PBB

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:27

Agenda Demokrasi Masih Jadi Pekerjaan Rumah Pemerintah

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:02

Komisioner KPU Cukup 7 Orang dan Tidak Perlu Ditambah

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:45

Pemilu Myanmar Dimulai, Partai Pro-Junta Diprediksi Menang

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:39

WN China Rusuh di Indonesia Gara-gara Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:33

IACN Ungkap Dugaan Korupsi Pinjaman Rp75 Miliar Bupati Nias Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:05

Selengkapnya