Berita

Ilustrasi/Net

Bisnis

Program Ekonomi Capres Harus Fokus Pada Stabilitas Rupiah

SENIN, 20 AGUSTUS 2018 | 18:07 WIB | LAPORAN:

Kondisi ekonomi Indonesia yang naik turun belakangan ini wajib menjadi perhatian para calon presiden.

Program ekonomi yang tepat sasaran dan bisa mengakomodir kepentingan nasional Indonesia harus diutamakan. Beberapa diantaranya menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan menjaga neraca perdagangan agar tidak mengalami defisit.

Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Assyifa Szami Ilman mengatakan, nilai rupiah yang telah tertekan kurang lebih 7 persen sejak satu tahun terakhir memberikan dampak cukup serius bagi perekonomian.


"Walaupun lemahnya angka ini dinilai baik untuk meningkatkan ekspor dengan memberikan harga jual yang lebih kompetitif, pelemahan ini nyatanya juga memberikan dampak cukup serius pada industri yang berorientasi pada impor bahan produksi," jelasnya kepada wartawan, Senin (20/8).

Menurut Ilman, lemahnya nilai rupiah mengakibatkan turut melemahnya daya beli mata uang terhadap input yang diperlukan untuk proses produksi, di mana 90 persen impor merupakan barang kapital yang merupakan bagian dari input, sehingga mengakibatkan nilai jual yang lebih tinggi. Selain itu, komoditas pangan yang ada di Indonesia juga tidak terlepas dari produk impor.

"Pembiaran kondisi ini pada akhirnya akan memengaruhi harga produk dan memicu inflasi domestik. Kebijakan yang perlu diambil oleh pemerintah adalah dengan mendorong investasi asing langsung yang relatif lebih stabil, dan juga diiringi dengan pengurangan ketergantungan terhadap investasi portofolio," paparnya.

Terkait neraca perdagangan, Ilman memaparkan bahwa sangat penting bagi pemerintah untuk menjaga neraca perdagangan agar jangan sampai defisit. Saat ini, Indonesia sedang mengalami defisit neraca perdagangan yang ditunjukkan dengan lebih besarnya nilai impor daripada ekspor sebesar USD 2,83 Miliar pada Januari-Mei 2018.

"Kalau kita telusuri lebih lanjut, nilai neraca perdagangan migas dan non migas mengalami nilai minus USD 5,03 miliar dan plus USD 2,2 miliar pada periode yang sama. Defisit neraca perdagangan yang terjadi terus menerus dapat memengaruhi pertumbuhan ekonomi, sehingga kondisi ini perlu diatasi melalui peningkatan nilai ekspor," ungkap Ilman.

Ditambahkannya, peningkatan nilai ekspor dapat dicapai melalui peningkatan produktivitas dan daya saing industri dalam jangka panjang. Namun, kebijakan dalam jangka pendek seperti prioritas pembangunan infrastruktur strategis dan mengurangi subsidi BBM dapat dilakukan sebagai bentuk pengurangan ketergantungan terhadap impor.

"Impor hanyalah salah satu instrumen untuk menjaga kestabilan harga komoditas di dalam negeri. Oleh karena itu, pemerintah juga sebaiknya fokus pada peningkatan produktivitas industri domestik dan menambah daya saing produk dalam negeri," demikian Ilman. [wah]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya