Berita

Ilustrasi/Net

Politik

Amnesti Internasional Soroti Aksi Tembak Di Tempat Pengamanan Asian Games

SABTU, 18 AGUSTUS 2018 | 00:53 WIB | LAPORAN:

Amnesty International Indonesia menyoroti tindakan kepolisian dalam mengamankan pelaksanaan Asian Games 2018.

Direktur Eksekutif Amnesti Internasional Indonesia Usman Hamid menjelaskan pihaknya mencatat lebih dari 70 orang tewas tertembak dalam operasi pemberantasan kriminal di berbagai kota di seluruh Indonesia menjelang perhelatan olahraga empat tahunan itu.

Tewasnya 77 orang itu terjadi dalam periode Januari dan Agustus 2018.
Termasuk 31 orang di Jakarta dan Palembang, Sumatera Selatan, yang menjadi tuan rumah acara olahraga besar yang digelar dari 18 Agustus hingga 2 September 2018 tersebut.

Termasuk 31 orang di Jakarta dan Palembang, Sumatera Selatan, yang menjadi tuan rumah acara olahraga besar yang digelar dari 18 Agustus hingga 2 September 2018 tersebut.

"Beberapa bulan menjelang Asian Games, pihak berwenang berjanji meningkatkan keamanan masyarakat. Tapi, kami justru melihat polisi menembak mati puluhan orang dengan akuntabilitas yang rendah," ujar Usman dalam keterangan tertulisnya, Jumat (17/8).

Menurut Usman, banyaknya korban dari pemberantasan kriminal di berbagai kota wujud dari penggunaan kekuatan polisi yang berlebihan demi mengamankan Asian Games. Padahal penyelenggaraan acara olahraga internasional tidak boleh mengorbankan hak asasi manusia.

Usman mengatakan korban tewas tertembak mencapai puncaknya pada 3 hingga 12 Juli 2018. Dalam rentang waktu itu, 11 orang di Jakarta dan tiga orang di Palembang ditembak mati polisi sebagai bagian dari operasi pengamanan.

Angka tersebut seiring meningkatnya kejahatan jalanan sebanyak 64 persen dari Januari hingga Agustus 2018 dibandingkan periode yang sama pada 2017 yaitu 47 persen.

"Di Jakarta, selain mereka yang dilaporkan tewas, ada 41 orang ditembak di kaki dan sekitar 700 dari 5 ribu orang yang ditangkap disangka melakukan tindak kriminal," ujar Usman.

Lebih lanjut Usman meminta Komisi Nasional Hak Asasi Manusia dan Komisi Kepolisian Nasional harus segera melakukan penyelidikan menyeluruh, tidak memihak dan independen terhadap praktik tembak ditempat.

Menurutnya semua yang dicurigai sebagai pelaku kejahatan harus dibawa ke pengadilan, termasuk mereka yang berada di dalam rantai komando.

Amnesty International juga menyerukan pihak berwenang Indonesia, serta badan olahraga nasional dan internasional mengambil sikap untuk memastikan pelanggaran hak asasi manusia tidak terjadi karena Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games.

"Di bawah hukum hak asasi manusia internasional, Indonesia diwajibkan untuk selalu menghormati dan melindungi hak hidup setiap orang, dan memiliki kewajiban untuk melakukan investigasi yang cepat, menyeluruh dan efektif terhadap dugaan pelanggaran hak hidup," ujarnya.

Menurut Usman, hukum dan standar hak asasi manusia internasional menetapkan bahwa aparat penegak hukum hanya dapat menggunakan kekerasan ketika benar-benar diperlukan, proporsional dan sejauh yang dibutuhkan untuk keperluan penegakan hukum yang sah.

Penggunaan kekuatan mematikan yang disengaja, termasuk senjata api, hanya dapat dilakukan sebagai upaya terakhir dan hanya ketika tidak dapat dihindari, untuk melindungi nyawa atau cedera berat.

"Tembak mati harus dihentikan dan semua kasus kematian harus diselidiki dengan cepat dan efektif," tegas Usman. [nes]



Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pertunjukan ‘Ada Apa dengan Srimulat’ Sukses Kocok Perut Penonton

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:57

Peran Indonesia dalam Meredam Konflik Thailand-Kamboja

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:33

Truk Pengangkut Keramik Alami Rem Blong Hantam Sejumlah Sepeda Motor

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:13

Berdoa dalam Misi Kemanusiaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:59

Mualem Didoakan Banyak Netizen: Calon Presiden NKRI

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:36

TNI AL Amankan Kapal Niaga Tanpa Awak Terdampar di Kabupaten Lingga

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:24

Proyek Melaka-Dumai untuk Rakyat atau Oligarki?

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:58

Wagub Sumbar Apresiasi Kiprah Karang Taruna Membangun Masyarakat

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:34

Kinerja Polri di Bawah Listyo Sigit Dinilai Moncer Sepanjang 2025

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:19

Dugaan Korupsi Tambang Nikel di Sultra Mulai Tercium Kejagung

Minggu, 28 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya