Berita

Rizal Ramli/Net

Bisnis

Tim Ekonomi Jokowi Keseringan Pakai Istilah Anomali, Rizal Ramli: Ngopi Gih Di Anomali Coffee

KAMIS, 16 AGUSTUS 2018 | 11:32 WIB | LAPORAN: SUKARDJITO

Defisit neraca dagang mencapai 2 miliar dolar AS, hanya disebut peristiwa anomali oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani.

Tampaknya tim ekonomi kabinet kerja Jokowi selalu menganggap remeh setiap sinyal krisis ekonomi, sehingga ekonom senior DR. Rizal Ramli kembali angkat bicara.

“Setiap ada masalah dilabel  'Anomali' sering banget pake label ‘Anomali' kalau ndak mampu kurangi efeknya. Padahal semua sudah bisa diperkirakan jauh-jauh hari. Madamme Anomali, ngopi gih di Anomali Coffee,” kata mantan Menko Perekonomian era Presiden RI ke 4 Gus Dur dalam kicauannya di Twitter @ramlirizal dengan disisipi emoji tertawa, Kamis (16/8).

Masih dalam kicauannya, tokoh pergerakan 77/78 ini mengomentari soal penetapan kupon mengambang dengan kupon minimal (floating with floor) SBR004 sebesar 8,0 persen, lebih tinggi dibanding SBR003 yang diterbitkan Mei lalu sebesar 6,8 persen.
Masih dalam kicauannya, tokoh pergerakan 77/78 ini mengomentari soal penetapan kupon mengambang dengan kupon minimal (floating with floor) SBR004 sebesar 8,0 persen, lebih tinggi dibanding SBR003 yang diterbitkan Mei lalu sebesar 6,8 persen.

“Supaya terus bisa ngutang, harus terbitkan surat utang dengan yield semakin tinggi. Memang ilmu ekonom neoliberal sebatas hanya doyan naikkan harga dan naikkan utang dengan bunga semakin tinggi,” ujar pria yang akrab disapa RR.

Persoalan ekonomi bangsa menjadi concern ekonom senior DR. Rizal Ramli, jauh sebelumnya tepatnya enam bulan lalu,  ia telah mewanti-wanti bahwa ekonomi Indonesia sudah setengah lampu merah. Anjloknya rupiah  dan indeks saham menjadi tanda dari krisis ekonomi tersebut.

Namun seperti krisis ekonomi 1998 lalu, pemerintah justru tengah berbangga atas capaian ekonomi yang menurut mereka sedang on the track, tanpa mau mendengar peringatan bahwa ancaman ada di depan mata jika hanya andalkan utang. Hasilnya, krisis tetap terjadi.

Pemerintah yang kini digawangi Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan justru sibuk membantah peringatan yang dikeluarkan Menko Perekonomian era Presiden Abdurrahman Wahid itu.

“6 bulan lalu, RR sudah katakan badan ekonomi Indonesia sedang sakit, antibody kita lagi lemah. Tapi tim ekonomi Pak Jokowi sibuk bantah-bantah Rizal Ramli. Soal utang kepedean abis,” ujar RR dalam akun Twitter-nya.

Bagi Rizal, membaca indikasi krisis ekonomi itu mudah. Jika utang swasta besar, defisit berjalan besar, dan mata uang Indonesia overvalued delapan persen maka ekonomi akan bergejolak. Apalagi jika kondisi itu ditambah dengan sektor riil yang mandek dan cara pemerintah Indonesia hadapi makro ekonomi sangat konservatif.

Lebih-lebih, selama ini tim ekonomi Jokowi hanya mengandalkan pada pengetatan dan kontraksi pajak.

“Tim ekonomi Jokowi nggak ngerti kalau rupiah anjlok, semua indikator-indikator utang berubah cepat. Kena virus sedikit bisa cepat sakit. Tim ekonomi Pak Jokowi tidak memiliki kemampuan antisipatif. Bisanya hanya menunggu Godot!” tukasnya.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya