Nasaruddin Umar/Net
Nasaruddin Umar/Net
MENDELIGITIMASI peran agama dalam negara biasanya dilakukan oleh kelomÂpok liberal, yang biasanya ingin menyudutkan agama dari peran publik dan negÂara. Seolah-olah agama adalah urusan privat yang ditentukan kepada individu masing-masing. Tentu saja paham ini bertoÂlak belakang dengan paham kelompok radikal yang ingin melihat agama memegang peran superordinate dari negara.
Secara umum liberalisme sering diartikan sebagai suatu paham yang berusaha untuk memilih kebebasan berprilaku (try to keep a liberal attitude) dengan menonjolkan sikap fair-minded, open-minded dan toleransi. BeÂgitu besar toleransinya sehingga kebatilan dan kekufuran pun ditoleransi. Liberalisme dalam pengertian populer ialah suatu paham mengedepankan kebebasan dan acuannya hanya kepada dasar-dasar Hak Asasi ManuÂsia (HAM) dan HAM pun dibatasi pada himanÂitarianisme atau dalam bahasa filsafat disebut antropocentrisme. Antroposentrisme ialah paÂham serba manusia. Yang bisa memanusiaÂkan manusia ialah manusia itu sendiri. MaÂnusia dalam paham ini tidak membutuhkan kekuatan luar di luar diri manusia seperti TuÂhan, Dewa, agama untuk memanusiakan diri manusia. Kebalikan dari paham ini ialah teoÂsentrisme, yaitu suatu paham yang serba TuÂhan (jabariyah).
Pemahaman liberalisme seperti ini sangat membahayakan kehidupan agama dan berÂbagsa. Islam yang mengenal Tuhan sebagai sumber nilai-nilai kebenaran paling tinggi dan bangsa Indonesia yang menganut paham dan ideologi Pancasila, tentu tidak sejalan dengan paham liberalisme di atas. Kewajiban manuÂsia untuk menyembah Tuhan dan keharusan warga Negara Indonsia menjunjung tinggi nilai-nilai luhur budaya dan agama membuat liberalisme sulit tumbuh di bumi Indonesia. Namun demikian, liberalisme memiliki banÂyak “topeng†yang bisa dicermati secara kriÂtis. Boleh jadi seseorang berteriak-teriak anti liberalisme tetapi pada saat bersamaan ia menjadi bagian dari gaya hidup liberalisme. Sebaliknya mungkin ada kelompok mengaÂtasnamakan diri sebagai kelompok liberal tetapi sesungguhnya ia termasuk anti liberalÂisme. Seseorang yang muslim sejati dan warÂga Indonesia sejati rasanya tidak akan pernah mungkin menjadi orang liberalis tulen. Tidak mungkin liberalisme bisa satu atap dengan nilai-nilai luhur agama dan budaya Indonesia.
Populer
Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21
Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58
Senin, 08 Desember 2025 | 19:12
Kamis, 04 Desember 2025 | 05:04
Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53
Jumat, 05 Desember 2025 | 02:00
Jumat, 05 Desember 2025 | 03:03
UPDATE
Minggu, 14 Desember 2025 | 19:39
Minggu, 14 Desember 2025 | 19:16
Minggu, 14 Desember 2025 | 19:07
Minggu, 14 Desember 2025 | 18:24
Minggu, 14 Desember 2025 | 18:07
Minggu, 14 Desember 2025 | 17:34
Minggu, 14 Desember 2025 | 17:10
Minggu, 14 Desember 2025 | 17:09
Minggu, 14 Desember 2025 | 16:12
Minggu, 14 Desember 2025 | 16:10