Berita

Prabowo Subianto/net

Politik

Relakah Prabowo Ditunggangi?

SELASA, 07 AGUSTUS 2018 | 19:57 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Prabowo Subianto yang hobi menggungang kuda kini justru berpotensi ditunggangi. Langkahnya menuju Pilpres tahun depan dibayang-bayangi manuver para joki politik bersama kepentingannya masing-masing.

Ini selentingan yang tak sedap didengar. Para elite koalisi yang dibangun Prabowo cuma memanfaatkan popularitas sang mantan Komandan Jenderal Kopassus.

Cita-cita sejati Demokrat dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mendongkrak pamor Agus Harimurti (AHY) dalam pentas politik nasional.

Promosi AHY dilakukan masif lewat berbagai cara. Mulai dari Pilgub Jakarta, safari keliling Indonesia, panggung orasi, sampai nimbrung dalam foto pertemuan ayahnya dengan Prabowo.

Inilah asal muasal kabar SBY bermain dua kaki. Menyodorkan AHY sebagai cawapres, menawarkan logistik yang menggiurkan. Di sisi lain, lobi-lobinya sukses mendapat jaminan lawan: AHY jadi menteri.

Sedangkan bagi PKS, tidak berkoalisi dengan petahana Jokowi adalah harga mati. Di samping itu, berkoalisi dengan Prabowo akan berdampak signifikan pada peningkatan perolehan suara Pileg 2019. Nama Prabowo pun masih bisa diandalkan untuk menambah berat pundi-pundi kas partai. Bagaimana sembilan nama cawapres dari internal? Konon, sekadar iseng-iseng berhadiah.    

Ada selentingan lain lagi. PAN siap-siap menyeberang ke kubu incumbent jika Prabowo berpasangan dengan AHY atau nama lain yang membuat kemungkinan menang amat tipis.

Ragam kepentingan sempit dari elite koalisi bakal menenggelamkan Prabowo bersama slogan-slogan nasionalistisnya. Menang-kalah tak ada yang peduli. Yang penting target minimal tercapai. Kalau menang, berarti mukjizat terjadi.

Desas-desus demikian wajar ada di tengah hari-hari terakhir masa pendaftaran capres-cawapres ke KPU. Sembari menyimak dinamisnya konfigurasi barisan lawan, kubu Jokowi terus mengkalkulasi peluang.

Namun, tak ada asap kalau tiada api. Selentingan Prabowo hanya menjadi tunggangan tidak akan muncul bila Prabowo tak terlalu menggantungkan nasibnya pada logistik. Karena soal logistik, Prabowo menjadi tidak percaya diri.

Persoalan logistik malah meredam militansi. Prabowo disarankan belajar dari kemenangan Mahathir Mohammad di Malaysia yang logistik perangnya hanya 1/40 dari incumbent Najib Razak. Militansi Mahathir dan pendukungnya menjadi modal tak terkalahkan.

Ada saran. Jika memang Prabowo tidak percaya diri dan kehilangan nyali, lebih baik melakukan estafet pencapresan ke tokoh nasional yang benar-benar dipercaya dapat menaklukkan Jokowi.  [ald]

Populer

KPK Kembali Periksa Pramugari Jet Pribadi

Jumat, 28 Februari 2025 | 14:59

Sesuai Perintah Prabowo, KPK Harus Usut Mafia Bawang Putih

Minggu, 02 Maret 2025 | 17:41

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Lolos Seleksi TNI AD Secara Gratis, Puluhan Warga Datangi Kodim Banjarnegara

Minggu, 02 Maret 2025 | 05:18

CMNP Minta Pengadilan Sita Jaminan Harta Hary Tanoe

Selasa, 04 Maret 2025 | 03:55

Nyanyian Riza Chalid Penting Mengungkap Pejabat Serakah

Minggu, 09 Maret 2025 | 20:58

Polda Metro Didesak Segera Periksa Pemilik MNC Asia Holding Hary Tanoe

Minggu, 09 Maret 2025 | 18:30

UPDATE

Sinergi Infrastruktur dan Pertahanan Kunci Stabilitas Nasional

Senin, 10 Maret 2025 | 21:36

Indonesia-Vietnam Naikkan Level Hubungan ke Kemitraan Strategis Komprehensif

Senin, 10 Maret 2025 | 21:22

Mendagri Tekan Anggaran PSU Pilkada di Bawah Rp1 Triliun

Senin, 10 Maret 2025 | 21:02

Puji Panglima, Faizal Assegaf: Dikotomi Sipil-Militer Memang Selalu Picu Ketegangan

Senin, 10 Maret 2025 | 20:55

53 Sekolah Rakyat Dibangun, Pemerintah Matangkan Infrastruktur dan Kurikulum

Senin, 10 Maret 2025 | 20:48

PEPABRI Jamin Revisi UU TNI Tak Hidupkan Dwifungsi ABRI

Senin, 10 Maret 2025 | 20:45

Panglima TNI Tegaskan Prajurit Aktif di Jabatan Sipil Harus Mundur atau Pensiun

Senin, 10 Maret 2025 | 20:24

Kopdes Merah Putih Siap Berantas Kemiskinan Ekstrem

Senin, 10 Maret 2025 | 20:19

Menag Masih Pelajari Kasus Pelarangan Ibadah di Bandung

Senin, 10 Maret 2025 | 20:00

Airlangga dan Sekjen Partai Komunis Vietnam Hadiri High-Level Business Dialogue di Jakarta

Senin, 10 Maret 2025 | 19:59

Selengkapnya