Berita

Nasaruddin Umar/Net

Ormas Islam & Kelompok Radikal (24)

Sikap Nabi Mengatasi Perbedaan (2)

SELASA, 07 AGUSTUS 2018 | 11:11 WIB | OLEH: NASARUDDIN UMAR

DI samping ayat-ayat terse­but di atas juga masih ada ayat lain yang relevan, sep­erti Al-Qur'an mentolerir fleksibilitas dalam memper­juangkan sebuah cita-cita: "Janganlah kamu (ber­sama-sama) masuk dari satu pintu, dan masuklah dari pintu-pintu yang berbeda-beda." (Q.S. Yusuf/12:67). Sungguh indah maksud ayat ini, memberikan peluang kepada setiap orang untuk menempuh jalan yang berbeda-beda dalam mengekspresikan pendapat masing-masing, tentunya di dalam kerangka dasar yang sama.

Al-Qur'an juga tidak mentolerir pemaksaan kehendak dalam mencapai tujuan, khusus­nya pemaksaan kehendak keagamaan ter­hadap orang lain: Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. (Q.S. al-Baqarah/2:256). Rasu­lullah hanya ditugasi menyampaikan da'wah dengan bijaksana, tidak untuk memaksa orang lain mengikuti ajaran agamanya. Kita tentu berharap agar berbagai pihak tidak ter­lalu jauh menyeret ayat-ayat Al-Qur'an untuk melegitimasi pola prilaku yang justru tidak sejalan dengan tujuan utama (maqashid al- 'ammah) Al-Qur'an itu sendiri. Urusan keya­kinan adalah urusan Allah Swt: Sesungguh­nya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dike­hendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk. (Q.S. al-Qashahsh/28: 56).

Al-Qur'an lebih mengedepankan persatuan dan kesatuan serta kebersamaan ketimbang perbedaan, apalagi permusuhan: Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepa­da suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu." (Q.S. Ali "Imran/3: 64). Isyarat ayat ini senada den­gan rumusan yang telah dirumuskan oleh the founding father bangsa kita: Bhinneka Tung­gal Ika, bercerai berai tetapi tetap satu, kare­na adanya common platform yang sama, yaitu kepentingan untuk menjadi sebuah bangsa yang ideal, baldatun thayyibah wa Rabbun gafur (negri yang indah penuh ampunan Tu­han).


Al-Qur'an menekankan perlunya kita ber­sikap kritis terhadap berbagai informasi yang diperoleh: Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik memba­wa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa menge­tahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu. (Q.S. al- Hujurat/49: 6). Al-Qur'an juga mewanti-wan­ti kita untuk tidak menjadi sumber kericuhan atau profokator di dalam masyarakat: Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanya­kan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing se­bahagian yang lain. (Q.S. al-Hujurat/49:12).

Menghindari perpecahan di dalam masyarakat dengan menghindari berbagai sifat-sifat yang tidak terpuji, seperti di dalam firman Allah: Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesung­guhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. (Q.S. al-Hujurat (49): 12). Menekankan substansi persatuan di dalam masyarakat, bukannya menonjolkan perbedaan, seperti dalam fir­man Allah: Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, mari­lah (berpegang) kepada suatu kalimat (keteta­pan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu." (Q.S. Ali 'Imran (3): 64). Kesembi­lan prinsip dasar ini merupakan modal utama Rasulullah di dalam menyelesaikan berba­gai konflik dan tantangan yang dihadapinya. Kita pun harus yakin bahwa dengan resep yang ampuh ini maka persoalah pluralitas masyarakat dapat di atasi dengan baik.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Aliran Bantuan ke Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:08

Korban Bencana di Jabar Lebih Butuh Perhatian Dedi Mulyadi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:44

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

UPDATE

UNJ Gelar Diskusi dan Galang Donasi Kemanusiaan untuk Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:10

Skandal Sertifikasi K3: KPK Panggil Irjen Kemnaker, Total Aliran Dana Rp81 Miliar

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:04

KPU Raih Lembaga Terinformatif dari Komisi Informasi

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:41

Dipimpin Ferry Juliantono, Kemenkop Masuk 10 Besar Badan Publik Informatif

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:13

KPK Janji Usut Anggota Komisi XI DPR Lain dalam Kasus Dana CSR BI-OJK

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:12

Harga Minyak Turun Dipicu Melemahnya Data Ekonomi China

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:03

Kritik “Wisata Bencana”, Prabowo Tak Ingin Menteri Kabinet Cuma Gemar Bersolek

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:56

Din Syamsuddin Dorong UMJ jadi Universitas Kelas Dunia di Usia 70 Tahun

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:54

Tentang Natal Bersama, Wamenag Ingatkan Itu Perayaan Umat Kristiani Kemenag Bukan Lintas Agama

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:46

Dolar AS Melemah di Tengah Pekan Krusial Bank Sentral

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:33

Selengkapnya