Berita

Moeldoko/HKTI

Bisnis

Moeldoko: Politik HKTI Membangun Kedaulatan Pangan

MINGGU, 05 AGUSTUS 2018 | 20:41 WIB | LAPORAN:

Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jenderal Purn Dr Moeldoko menegaskan kembali bahwa organisasi yang dipimpinnya tidak melakukan politik praktis.

Politik HKTI, tegas Moeldoko, adalah politik membangun kedaulatan pangan Indonesia.

"Perjuangan HKTI adalah memakmurkan petani dan membangun kedaulatan pangan," terang Moeldoko saat melantik Dewan Pengurus HKTI Provinsi Kalimantan Barat pimpinan Edy Suyanto, di tepian Sungai Kapuas, Pontianak, Kalimantan Barat.


Hadir dalam pelantikan tersebut antara lain Pj Gubernur Kalbar Doddy Riadmadji,  Kapolda Kalbar Irjen Pol Didi Haryono, Gubernut Kalimantan Utara Irianto Lambrie.

Mantan Panglima TNI yang kini digelari sebagai Panglima Tani menyatakan, HKTI hadir sebagai solusi bagi petani dan pertanian Indonesia.

Moeldoko menjadikan HKTI sebagai "bridging instution" yang menjembatani petani dengan pemerintah, pasar, industri, lembaga keuangan, perguruan tinggi, dan pemangku kepentingan lainnya.

HKTI juga menjadi mitra strategis yang positif pemerintah, baik di pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, dalam membangun pertanian dan memakmurkan petani.

Moeldoko menjadi Ketua Umum  HKTI sejak tanggal 10 April 2017. Pengurus DPN HKTI Periode 2017-2020 yang dipimpinnya sudah mendapat pengakuan dan  pengesahan Menteri Hukum dan HAM dengan  Surat Keputusan Menkumham Nomor AHU-0000056.AH.01.08 tahun 2018.

"HKTI yang saya pimpin adalah satu-satunya HKTI yang  legal, sehingga saudara-saudara jangan pernah  ragu untuk berkarya dan bekerja membangun  pertanian dan pertanian Indonesia," tegas Moeldoko melalui siaran pers HKTI yang diterima redaksi.

Moeldoko yang juga menjabat Kepala Staf Kepresidenan RI memaparkan ada lima permasalahan pertanian, yaitu persoalan tanah, permodalan, teknologi, manajerial, pasca panen.

Dalam teknologi, Ketum HKTI antara lain sudah mengembangkan bibit padi M-70-D, M-400, dan produk tebaru adalah kentang rata2 dengan hasil produksi 25 ton per ton. [wid]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Kuasa Hukum: Nadiem Makarim Tidak Terima Sepeserpun

Minggu, 21 Desember 2025 | 22:09

China-AS Intervensi Konflik Kamboja-Thailand

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:51

Prabowo Setuju Terbitkan PP agar Perpol 10/2025 Tidak Melebar

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:35

Kejagung Tegaskan Tidak Ada Ruang bagi Pelanggar Hukum

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:12

Kapolri Komitmen Hadirkan Layanan Terbaik selama Nataru

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:54

Kasus WN China Vs TNI Ketapang Butuh Atensi Prabowo

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:25

Dino Patti Djalal Kritik Kinerja Menlu Sugiono Selama Setahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:45

Alarm-Alam dan Kekacauan Sistemik

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:39

Musyawarah Kubro Alim Ulama NU Sepakati MLB

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:09

Kepala BRIN Tinjau Korban Bencana di Aceh Tamiang

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:00

Selengkapnya