Jalan PKS untuk mengganti presiden pada Pilpres 2019 hanya bergabung ke koalisi Gerindra Demokrat.
Pengamat Politik Lingkar Madani Ray Rangkuti menilai dengan dua parpol saja Prabowo mendapat tiket untuk mencalonkan diri sebagai Capres.
Meski Prabowo belum menentukan cawapres namun hampir pasti duet Prabowo-AHY akan muncul dalam pendaftaran capres-cawapres Agustus mendatang.
"Oleh karena itu, Gerindra dan Demokrat memperkuat kedudukan koalisi mereka sampai ke hal yang sangat teknis," kata Ray kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (26/7).
Ray menambahkan sikap Gerindra meningalkan PKS bukan tanpa alasan. Menurut Ray hingga sekarang PKS tidak pernah dengan tegas menyatakan Prabowo adalah Capres mereka.
Hal itu tercermin saat gaung tagar #2019GantiPresiden yang mengosongkan nama capres seakan memberi jalan interpretasi kalau PKS membuka kesempatan kepada nama-nama lain untuk dicalonkan sebagai Capres.
"Sikap ini, dirasa seperti mengabaikan Prabowo bahkan seperti sikap tidak menginginkan Prabowo sebagai capres," ujar Ray.
Lebih lanjut Ray menilai langkah politik yang ingin berkoalisi dengan siapapun lawan Jokowi tidak punya pilihan lagi. Sebeb hampir dipastikan cuma ada dua kubu yang akan bertarung di Pilpres 2019. Kedua kubu tersebut Jokowi dengan partai koalisinya dan Prabowo dengan duet Gerindra-Demokrat.
"Sekalipun tak dilibatkan untuk membincangkan hal strategis dan tekhnis, tak ada jalan bagi PKS kecuali akhirnya akan tetap gabung dengan koalisi baru Gerindra dengan Demokrat," ujar Ray.
[nes]