Berita

Foto/Net

Bisnis

Indonesia Bakal Jadi Pemain Penting Dunia

Investasi Mengalir Deras Di Smelter & E-Commerce
RABU, 25 JULI 2018 | 08:44 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Gelontoran dana besar di pabrik pemurnian tambang (smelter) dan investasi di e-commerce berdampak baik bagi perekonomian dalam negeri. Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Trikasih Lembong memprediksi, negara kita bisa menjadi pemain penting di dunia.

Lembong optimistis, investasi asing bisa mengerek ekonomi Indonesia lima tahun menda­tang. Wadah terbesar berasal dari investasi di sektor smelter dan ekonomi digital.

Pemerintah konsen mendorong hilirisasi di dalam negeri. Bahkan, terkesan memaksa perusahaan tambang membangun smelter di Indonesia mengacu pada Pera­turan Pemerintah (PP) Nomor 1 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara.

"Sektor smelter (nilai in­vestasinya) miliaran dolar, dan sebentar lagi puluhan miliar dolar yang masuk ke situ. Itu mengangkat negara kita jadi top tiga di dunia sebagai produsen dan eksportir stainless steel baja," kata Lembong di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, kemarin.
"Sektor smelter (nilai in­vestasinya) miliaran dolar, dan sebentar lagi puluhan miliar dolar yang masuk ke situ. Itu mengangkat negara kita jadi top tiga di dunia sebagai produsen dan eksportir stainless steel baja," kata Lembong di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, kemarin.

Dia mengakui, investasi di bi­dang smelter yang tergolong be­sar saat ini merupakan dampak dari kebijakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Saat itu, pemerintah mulai mem­batasi ekspor mineral mentah.

"Kebijakan yang diinisiasi zaman SBY, larangan ekspor mineral mentah harus saya akui banyak keberhasilannya. Pemer­intah memaksakan investasi di sektor smelter," ujar Lembong.

Sedangkan di sektor ekonomi digital, menurut mantan Menteri Perdagangan itu, investasi startup dan e-commerce terbilang menge­jutkan. BKPM memprediksi, arus masuk modal ke sektor tersebut mencapai 2-3 miliar dolar AS, atau setara Rp 30-40 triliun per tahun. Bahkan, dana yang sudah mengalir 15-20 persen dari total Foreign Direct Investment (FDI) per tahun.

Seperti diketahui, perusahaan startup bagaikan jamur di Indone­sia. Mulai dari seri A, B, C, hingga level unicorn. Saat ini sudah ada empat startup yang masuk dalam kriteria unicorn dengan valuasi di atas 1 miliar dolar AS. Yakni, Go-Jek, Bukalapak, Tokopedia, dan Traveloka.

Lembong mengatakan, angka unicorn milik anak Indonesia set­ara dengan jumlah unicorn di Uni Eropa. Dengan capaian tersebut, industri ekonomi digital Indonesia seharusnya tidak bisa dipandang sebelah mata negara lain.

Valuasi Gojek misalnya, men­capai 1,2 miliar dolar AS. Dis­usul Tokopedia 1,1 miliar dolar AS. Pesatnya pertumbuhan pasar ekonomi digital tidak lepas dari tingginya populasi pengguna internet di Indonesia.

"Mereka semua mengatakan hal yang sama, bahwa di seluruh dunia ini tidak banyak pasar dengan size seperti Indonesia. Ini yang harus kita perjuangkan mati-matian," imbuhnya seraya menyatakan bahwa e-commerce menjadi motor penggerak ekono­mi Indonesia ke depan.

Faktanya, pertumbuhan e-commerce saat ini berkisar 20-25 persen per tahun. Sedangkan ekonomi nasional baru tumbuh di angka 5 persen per tahun. Selain e-commerce, industri pariwisata juga merupakan sektor strategis yang bisa menggerakkan pereko­nomian Indonesia.

Pertumbuhan sektor pariwisa­ta sekitar 14-17 persen per tahun. Sektor ini dapat menyumbang Produk Domestik Bruto (PDB) 15 persen, atau setara Rp 280 triliun devisa negara dan bisa menyerap 13 juta tenaga kerja di tahun depan.

Di tempat terpisah. Menteri Pariwisata Arief Yahya yakin, penurunan pajak 0 persen bagi yacht berdampak pada kenaikan penerimaan negara di sektor pariwisata. Deregulasi perlu di­lakukan untuk menarik kunjungan yacht, dan meningkatkan devisa.

Perhitungannya, PPn barang mewah yacht sebesar 75 persen hanya akan mendapatkan keun­tungan negara sekitar 80 juta dolar AS. Sementara jika PPn menjadi 0 persen, keuntungan negara menjadi lima kali lipat, yakni sekitar 442 juta dolar AS. ***

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Kuasa Hukum: Nadiem Makarim Tidak Terima Sepeserpun

Minggu, 21 Desember 2025 | 22:09

China-AS Intervensi Konflik Kamboja-Thailand

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:51

Prabowo Setuju Terbitkan PP agar Perpol 10/2025 Tidak Melebar

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:35

Kejagung Tegaskan Tidak Ada Ruang bagi Pelanggar Hukum

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:12

Kapolri Komitmen Hadirkan Layanan Terbaik selama Nataru

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:54

Kasus WN China Vs TNI Ketapang Butuh Atensi Prabowo

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:25

Dino Patti Djalal Kritik Kinerja Menlu Sugiono Selama Setahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:45

Alarm-Alam dan Kekacauan Sistemik

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:39

Musyawarah Kubro Alim Ulama NU Sepakati MLB

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:09

Kepala BRIN Tinjau Korban Bencana di Aceh Tamiang

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:00

Selengkapnya