Berita

Bisnis

Ekonomi Indonesia Berada Di Titik Rawan

JUMAT, 20 JULI 2018 | 19:15 WIB | LAPORAN:


Ekonomi Indonesia saat ini berada pada titik rawan. Salah satu buktinya nilai tukar rupiah terus terdepresiasi terhadap mata uang asing.

Demikian disampaikan Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Daniel Johan dalam diskusi bertajuk "Mencari Pendamping Jokowi: Visi Ekonomi Cawapres 2019" di Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (20/7).

Depresiasi rupiah, sebut dia, berdampak nyata terhadap ekonomi dalam negeri di tengah ketergantungan impor yang masih tinggi.

Depresiasi rupiah, sebut dia, berdampak nyata terhadap ekonomi dalam negeri di tengah ketergantungan impor yang masih tinggi.

"Sektor riil akan tersentuh. Harga akan semakin tinggi. Dampaknya daya beli masyarakat akan semakin melemah, pembiayaan utang akan semakin tinggi," katanya.

Jika kondisi ini dibiarkan, kata dia, akan menjadi masalah serius di kemudian hari. Masalah serius itu katanya tak hanya bagi pemerintah, tapi juga bagi masyarakat luas.

Makanya, kata dia, pemerintah harus mengambil langkah antisipatif. Konkretnya adalah memanfaatkan depresiasi rupiah dengan memperkuat ekspor barang dari dalam negeri.

"Depresiasi rupiah dapat meningkatkan ekspor. Pemerintah harus mempermudah. Salah satu yang harusnya bahagia adalah sektor perikanan. Sekarang tidak ada yang bisa diekspor, semua dilarang," tegasnya.

Langkah lain adalah pemerintah tak boleh sekalipun untuk mencabut subsidi bagi masyarakat kecil. Baik itu subsidi benih dan pupuk untuk petani, ataupun lainnya. Hal itu kata dia untuk mempertahankan daya beli masyarakat agar tak semakin menurun.

"Jangan sebaliknya PLN naik, listrik naik. Ini akan menambah depresi ekonomi," imbuhnya.

Lebih lanjut ujar Daniel, depresiasi nilai tukar rupiah ini akan semakin buruk kalau bangsa ini tak meningkatkan kemandirian dan kedaulatan ekonomi.

"Ke depan harus kita perkuat, bukan perlemah. Yang paling penting mewujudkan kemandirian ekonomi dalam negeri, bukan justru tergantung pihak asing. Ada beberapa hal, sektor pangan, sembako. Hal-hal penting buat masyarakat. Kenapa telor naik? Karena pakan semuanya impor, beras jagung impor," sesalnya.

Perlu diketahui, PKB merupakan salah satu partai koalisi pendukung pemerintah. Makanya, Daniel memastikan kalau partainya ingin mendorong hilirisasi petani dengan cara meningkatkan daya beli para petani itu sendiri.

"Sehingga ke depan petani tidak lagi jual gabah, tapi beras langsung kepada konsumen. Program ini sederhana dan saya sudah melakukan percontohan di Sambas dan berhasil. Pemerintah harus memastikan Gapoktan punya gudang, penggilingan, dan kemasan. Pemerintah fasilitasi di perbankan. Untuk pengusaha menengah ke atas pemerintah gak usah mikirin, bisa mandiri tapi jangan dipersulit," demikian Daniel yang juga Anggota Komisi IV DPR RI ini.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya